Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Sosialiasi Program GenRe di FPK UR : GenRein Anak Ikan #anakikanngomonginGenRe

my very first duty as Duta GenRe Putri Pekanbaru 2017, read for more !  DPR Patin, Fakultas Perikanan dan Kelautan, 17 Juni 2017 Sabtu lalu aku berkesempatan berbagi waktu bersama teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (HMJ MSP), Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Sudah lama sebenarnya aku ingin melakukan sosialisasi program GenRe ke lingkungan kampusku sendiri. Karna bagiku indikator keberhasilan program GenRe itu bukanlah seberapa banyak jumlah PIK yang ada, namun berapa banyak remaja yang bukan anggota PIK tahu apa itu GenRe.  Fakultasku merupakan satu dari sekian kampus yang tidak memiliki kepekaan yang tinggi terhadap isu-isu remaja. Sebagai mahasiswa perikanan, kami biasa berkutat mengurus ikan dan hewan air beserta segala kehidupannya, pembudidayaan dan pengolahannya, sumberdaya perairan, laut beserta isinya serta kehidupan sosial nelayan dan kawasan pesisir. Maka wajar saja bukan jika pembahsan tentang GenRe ti

Pantai Ketapang, Pulau Rupat : Pantai Berpasir dengan Keunikan Ekosistem Mangrove

Pantai itu candu, ombak selalu merindu (Anne, 2017). Keindahan terkadang bersifat adiktif. Memicu candu untuk selalu bertemu. Adiktif pada manusia, maka selalu ingin melihat senyumnya. Adiktif pada suatu benda maka akan selalu menjaga : tidak ingin rusak ataupun hilang. Namun alangkah sempurna jika seluruh adiksi diberikan kepada pencipta, Allah SWT hingga semua aspek kehidupan menjadi berpusat kepadaNya dan hanya pada Allah lah candu itu tercipta. Mari berdoa agar kita bisa menjadi pengisi barisan orang-orang yang adiktif terhadap Penguasa Alam Raya. Amiin.. Bicara soal candu, aku jatuh cinta sejak kali pertama jumpa dengan pantai. Keindahan yang membuatku senantiasa mengulang ayat pada Surah Ar Rahman. Aku selalu mendamba untuk kembali ke pantai dengan langit biru, pasir yang berbisik mesra bersama ombak yang bergulung menepi : mencoba berbagi cerita tentang dunia sebelum menjadi buih. Pulau Pamutusan, Sumatera Barat adalah pantai pertama yang kukunjungi setelah hampir

sebelum hilang

Kamu yang selalu kucari menjelang tidur yang mendengar cerita, meski tidak berguna Kamu yang selalu kucari saat terbangun dari mimpi panjang yang bersedia menemani, menjadi teman Kamu yang selalu kucari di antara lautan manusia, yang berkerumun kadang kamu di sana, duduk diam kadang bertemu mata kita Kamu yang selalu kucari dalam setiap perjumpaan yang tanpa janji : tidak ada kepastian.. Kamu, yang telah memilih untuk menjadi teman Terimakasih Bagaimanapun aku tidak berhak meminta lebih banyak -Iqb.

yang membuatku menangis malam ini

Terimakasih sudah begitu menyayangiku, terimakasih sudah begitu peduli.. Aku tidak tahu bagaimana cara membalas hutang ini.. Semoga saja semogaku dan semogamu bertemu...