Langsung ke konten utama

Sosialiasi Program GenRe di FPK UR : GenRein Anak Ikan #anakikanngomonginGenRe


my very first duty as Duta GenRe Putri Pekanbaru 2017, read for more ! 
DPR Patin, Fakultas Perikanan dan Kelautan, 17 Juni 2017



Sabtu lalu aku berkesempatan berbagi waktu bersama teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (HMJ MSP), Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Sudah lama sebenarnya aku ingin melakukan sosialisasi program GenRe ke lingkungan kampusku sendiri. Karna bagiku indikator keberhasilan program GenRe itu bukanlah seberapa banyak jumlah PIK yang ada, namun berapa banyak remaja yang bukan anggota PIK tahu apa itu GenRe. 

Fakultasku merupakan satu dari sekian kampus yang tidak memiliki kepekaan yang tinggi terhadap isu-isu remaja. Sebagai mahasiswa perikanan, kami biasa berkutat mengurus ikan dan hewan air beserta segala kehidupannya, pembudidayaan dan pengolahannya, sumberdaya perairan, laut beserta isinya serta kehidupan sosial nelayan dan kawasan pesisir. Maka wajar saja bukan jika pembahsan tentang GenRe tidak terlalu dipentingkan di fakultas ini. Meski mungkin saja ada golongan yang peka dan peduli, namun akan sangat minim jika dilihat secara keseluruhan.

Sebenarnya sudah sejak terpilih menjadi Duta GenRe Pekanbaru, di penghujung Mei lalu aku ingin mengadakan sosialisasi di kampusku (yang terdekat dulu dong!) namun karena berbagai kesibukan yang biasa dialami oleh mahasiswa perikanan (laporan, UAS, makalah dll) aku terpaksa menunda agenda ini sampai waktu yang tepat. Tapi ternyata tidak ada waktu yang cukup tepat hingga hampir penghujung UAS, akhirnya sesudah UAS matakuliah Mikrobiologi Perairan yang ngaret dari jadwal yang seharusnya kami berkumpul di DPR (Di bawah Pohon Rindang) Patin, bersama-sama berbagi cerita dan tawa dalam lingkaran.

Sejujurnya aku sangat gugup. Bukan karna ini pertama kali aku tampil di depan umum. Bukan karna aku tidak tahu apa yang harus aku sampaikan. Bukan karena aku pemalu. Bukan karena aku takut ditertawakan. Aku sangat gugup, sungguh. Aku khawatir kalau saja apa yang kusampaikan atau caraku menyampaikan tidak cukup menarik minat bagi mereka. Aku takut jika nanti apa yang kusampaikan hanya seperti angin lalu. Aku takut jika ternyata sosialisasi ini hanya sekedar formalitas saja. Tidak memberi kesan apa-apa. Aku memutar otak untuk mencari bagaimana sebaiknya menyampaikan substansi GenRe kepada teman-teman di Faperika. Aku tidak ingin dipermalukan di rumah sendiri. Begitu lah kira-kira.

__


Di luar ekspektasi !
Semua berjalan dengan lancar.

Aku mengawali sosialisasi hari itu dengan memperkenalkan Salam GenRe. 
Harus kuakui aku sangat bersemangat dan terlalu cepat, hingga beberapa teman ada yang meminta diulang. Kuulang dengan pelan hingga akhirnya bisa melafalkan salam genre dengan benar.

Salam GenRe
Salam !
Remaja GenRe ?
Sehat, Cerdas, Ceria !
Genre Indonesia ?
Saatnya Yang Muda Yang Berencana !

Anne, menjelaskan makna salam GenRe


Aku senang ketika mereka bisa melakukan salam GenRe beserta gerakannya meskipun ada yang salah-salah dan terbalik-balik. Setelah mengajarkan bagaimana Salam GenRe aku menjelaskan makna dari Salam GenRe itu sendiri y0ang jika boleh secara singkat kuartikan adalah "say no to early marriage, say no to sex before marriage, and say no to drugs" (i'll tell about this soon!). Menjelaskan makna Salam GenRe sangat penting menurutku. Salam GenRe memegang peran yang sangat strategi dalam menggambarkan apa itu program GenRe sebenarnya. Dan percayalah, Salam GenRe cukup untuk menarik mereka lebih jauh terhadap apa yang akan kusampaikan selanjutnya.

Beralih dari Salam GenRe yang sangat ceria untuk ukuran mahasiswa perikanan (lain hal jika anak PIK ya) aku mengajak mereka untuk membaca apa yang tertulis di kertas yang kupegang. Aku ingin melihat reaksi dan respon mereka terhadap apa yang sudah kutulis.

"VAGINA"
"PENIS"
"KLITORIS"
"TESTIS"
"PAYUDARA"
 apalagi ya ? aku lupa hhhh

Ada yang tertawa ketika menyebutkannya. Ada yang biasa saja. Ada pula yang hanya diam, tanpa suara (mungkin membaca dalam hati ?). Setelah semua kertas origami yang kutulis kuperlihatkan pada mereka kusampaikan maksud dan tujuan mengapa aku meminta mereka mengucapkan kata-kata tersebut. Aku sungguh tidak nyaman ketika mendengar alat kelamin dengan tidak bahasa ilmiah yang kita pelajari. Aku risih ketika Penis tidak disebut dengan Penis, Vagina yang diganti dengan kata lain. Rasanya begitu kasar dan tidak terpelajar. Untuk itu aku mengajak mereka untuk mulai berubah kebiasaan sehingga mereka juga bisa mengajak orang lain untuk berbuat serupa.

Akbar, CO Kaderisasi HMJ MSP



Setelah mendapatkan kata sepakat untuk mulai berubah dari teman-teman HMJ MSP, aku mengajak mereka untuk saling berbagi terkait permasalahan remaja di sekitarnya. Aku meminta bantuan Akbar (Co. Kaderisasi HMJ MSP) untuk membagikan kertas origami yang sudah kupotong kecil (hemat kertas ya!) masing-masing berwarna merah muda dan hijau. Kemudian kubagikan beberapa permasalahan yang telah kutulis ke teman-teman secara acak. Kertas yang kubagi akan dibuka satu persatu dan jika permasalahan tersebut pernah mereka alami atau dialami oleh orang-orang di sekitar mereka entah itu keluarga, teman dekat atau lingkungan tetangga mereka diharuskan mengangkat kertas berwarna pink, dan jika tidak pernah mereka harus mengangkat kertas berwarna hijau.

Hasilnya sungguh membuatku kaget. Bukannya aku menduga kehidupan remaja baik-baik saja tanpa masalah. Namun ternyata teman-teman HMJ MSP memiliki banyak sekali cerita yang membuatku cukup resah.

Adi, Bupati HMJ MSP berbagi kisah tentang tetangganya


Mulai dari nikah dini, kebanyakan dari mereka memiliki teman-teman yang menikah ketika lulus SMP dan SMA. Belum lagi seks pranikah dan hamil di luar nikah. Bahkan sempat tersampaikan bahwa ada teman kami (sesama mahasiswa) yang merupakan pelaku seks pranikah (sampai saat ini sesungguhnya aku tidak tahu siapa, PR!). Penyalahgunaan napza ? Hah jangan lagi tanya.

Ica, yang ditinggal nikah sahabat-sahabatnya di usia belia

Melihat kepedulian mereka sungguh membuatku haru, mendapat respon yang baik dari pancinganku (kalo anak ikan bahasanya pancingan ya haha) sungguh menyenangkan. Harapku semoga mereka lebih peka. Aku juga mengingatkan bahwa fenomena yang dihadapi remaja seperti gunung es. Hanya puncaknya saja yang terlihat, sedikit saja. Kita hanya tahu apa-apa yang terlihat. Untuk itu kuajak lagi untuk lebih peka dan peduli.


GenRe itu apa sih ?


Nah setelah saling berbagi kisah yang luar biasa, aku mulai menjelaskan apa itu GenRe dan bagaimana peranan GenRe dalam kehidupan remaja. Bagaimana remaja yang diidamkan GenRe. Menjelaskan apa itu Tegar Remaja dan empat substansi terbaru yaitu Kependudukan, PKBR (Penyiapan Keluarga Bagi Remaja), Triad GenRe (Seksualitas, HIV/AIDS. Penyalahgunaan Napza) serta Life Skill Education bagi remaja. Aku tidak menjelaskan secara rinci, namun cukup untuk memberikan pemahaman kepada mereka mengapa mereka harus tahu, mendukung dan ikut serta dalam program GenRe. Aku tidak tahu apakah aku menjelaskan dengan sangat cepat seperti kebiasaanku (semoga saja tidak) namun mereka bisa memahami rasaku.

Melihat mereka hampir bosan mendengar materi kuminta mereka untuk berdiri. Aku ingin mengajak mereka untuk bermain Mitos atau Fakta. Aku akan menyebutkan pernyataan yang akan mereka tentukan apakah pernyataan tersebut merupakan mitos atau fakta. Jika mereka merasa itu adalah mitos, maka mereka akan berjalan ke sebelah kananku dan ke arah kiriku jika mereka merasa itu adalah fakta. Ah ya, mitos/fakta ini seputar HIV/AIDS ya !

Aku ingin tahu sejauh mana pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS. Untuk anak-anak PIK mungkin materi HIV/AIDS adalah substansi termudah (bagiku begitu hehe) namun bagi anak perikanan ? Kepanjangan HIV/AIDS saja belum semuanya tahu pasti. 
Dan ternyata masih banyak yang percaya pada mitos-mitos terkait HIV/AIDS.

me x #timMitos

Masih ada yang beranggapan bahwa gigitan nyamuk dapat menularkan HIV/AIDS. Ada yang beralasan bahwa alat hisap nyamuk seperti suntik yang dapat menularkan setelah menghisap darah ODHA. Setelah kujelaskan bahwa HIV hanya dapat hidup di tubuh manusia barulah mereka angguk-angguk dan tertawa (human lho yaaa)

#timMitos vs #timFakta (guess which is #timfakta!)


Adapula yang menganggap bahwa berpelukan dapat menularkan HIV/AIDS. dengan alasan ketika berpelukan keringat dapat menempel hingga bisa saja virusnya menyebar (sungguh inginku tertawa saat itu), lalu kujelaskan media penyebaran HIV/AIDS (hayoo apa saja) hingga semua menjadi lebih paham.

last discussion for the day !


Setelah bermain mitos/fakta kami berdiskusi sebentar, beberapa teman bertanya tentang HIV/AIDS. Akupun menjelaskan perilaku beresiko terkena HIV/AIDS, masa perkembangannya, gejalanya serta bagaimana cara pencegahannya. Sangat penting untuk menjelaskan ABCDE agar mereka mulai memilah mana yang harus dilakukan agar tidak terkena HIV/AIDS.

Yang membatasi adalah waktu. Aku memiliki agenda lain (yang sangat terlambat) dan teman-teman HMJ MSP akan mengadakan rapat umum. Aku terpaksa menyudahi lingkaran hari itu dan berjanji untuk kembali sharing di lain waktu. Setelah ditutup oleh Yeni Handayani, Sekum HMJ MSP dialnjutkan dengan foto bersama :) Yeay !

Salam GenRe !!


Akhirnya sekian ceritaku di Faperika. Next Teknik, atau mungkin Faperta. Tunggu saja !


___


Ah ya, aku tidak sendirian hari itu. Ditemani oleh Bang Rio pasanganku dari PIK M Sehati yang juga merupakan Duta Genre Putra Favorit Pekanbaru 2017. Meski dalam kondisi yang kurang sehat, bang Rio memberikan yang terbaik saat itu !

___


Untuk kalian ketahui, aku belajar teknik fasilitator tersebut di STAR PKBI Riau. Belajar sendiri sih, tapi sungguh senang bisa mempraktekkan hal-hal yang kupelajari dari orang lain HEHEH


___


Terimakasih yang sudah bersedia membaca, silahkan share dan berikan komentarmu !

<3 Anne, Duta GenRe Putri Pekanbaru 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne