Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Pengalaman Pertama.

Kemarin aku ke dokter dan untuk pertama kalinya dalam hidup aku dinyatakan keguguran. Sulit untuk menulisnya, tetapi bila tidak kutulis akan lebih sulit lagi untuk berdamai dengan keadaan. Teringat aku pada canda tawa dengan suami, khayal kami berdua, rumah impian yang tengah kami upayakan agar anak kami nanti tumbuh dengan nyaman. Nama-nama yang kami debatkan, metode pembelajaran yang mulai aku rancang, daftar sekolah mahal yang rasanya mampu kami bayar. Aku menangis karena bersedih hati, menangis untuk hal-hal yang sejatinya memang bukan milikku. Sejujurnya aku tidak menyangka akan mendapat diagnosis abortus. Ketika aku ceritakan keluhanku, dokter sudah menduga dua hal, ancaman keguguran atau memang telah keguguran. Setelah sesi diskusi, dilakukan USG abdomen (di perut), kantong rahim dan janin masih ada, tetapi detak jantung tidak terdengar, ini wajar karena USG abdomen belum bisa mendengar detak jantung bila kehamilan masih di bawah 12 minggu. Berikutnya dilakukan USG Transvaginal

Rapijali: Trilogi Paling Sempurna Yang Pernah Kubaca.

Dari sekian banyak cerita bersambung atau yang dibuat menjadi seri buku, Rapijali adalah trilogi paling sempurna yang pernah kubaca. Ada banyak yang kurasakan, beberapa akan aku tuliskan di sini. Sila lanjutkan membaca. Awalnya, yang membuatku tertarik membaca adalah Ibu Suri, Dewi Lestari menyampaikan bahwa untuk merampungkan Rapijali membutuhkan 27 tahun lamanya. Naskah ini dibuat ketika ia remaja, untuk kemudian terkubur, digantikan oleh karya-karya luar biasanya yang lain. Aku penasaran, kenapa membutuhkan waktu begitu lama? Apakah begitu kompleks ceritanya? Mungkin juga Rapijali memberi harapan kepadaku, bahwa selama apapun naskah itu terdiam, suatu hari bisa menjadi karya besar bila diberi kesempatan. Mungkin ini juga mengingatkanku pada mimpi untuk menjadi penulis novel terkenal. Oke oke kenapa malah jadi curhat? Ayo kembali fokus. Kemudian ketika aku mulai membaca, buku pertama, buku kedua, buku ketiga, SUMPAH RASANYA SUDAH LAMAAA SEKALI AKU TIDAK CANDU SEPERTI INI. Ya maksudku

sepertinya belum cukup.

Dari semua rasa sedih, ada beberapa yang begitu sulit untuk dilupakan dan dimaafkan. Ada yang membekas, seakan memberi tanda. Kukira mencintai diri sendiri cukup, atau jangan-jangan cintaku pada diri sendiri memang tidak cukup banyak dan belum seutuhnya?