Langsung ke konten utama

Yuk, Kenali dan Cegah Stunting !

Stunting, sebuah istilah yang boleh jadi asing di telinga kita. Namun ternyata tanpa kita sadari ia hadir membersamai anak-anak, adik-adik, dan bayi mungil yang nanti akan menjadi penerus bangsa



Beberapa waktu lalu aku membaca sebuah berita yang menyebutkan bahwa pernikahan dini dapat menyebabkan stunting pada anak yang dilahirkannya. Sebagai seorang remaja GenRe aku mengetahui berbagai dampak pernikahan dini, baik secara psikis maupun fisik. Namun tidak pernah aku dengar kata stunting sebelumnya. Akhirnya kuselancari dunia maya, mencari apa makna stunting.


Wah, bertambah lagi satu dampak buruk nikah dini !


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa (http://dinkes.inhukab.go.id/).
Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.  Sedangkan menurut Global Nutrition Report 2016 mencatat jumlah balita stunting sebanyak 36,4 persen dari seluruh balita di Indonesia.
Membacanya saja sudah cukup membuatku bergidik. Ternyata Gizi Buruk ada saudaranya. Lantas jika demikian apa yang faktor penyebab terjadinya stunting pada anak ? Dari hasil pencarianku, stunting dapat disebabkan oleh sanitasi yang buruk, kurangnya pemberian asupan makanan bergizi pada anak, gizi ibu yang buruk dan pola pengasuhan yang tidak baik. Tapi meskipun begitu, stunting bisa dicegah kok !

Tips Mencegah Stunting :
  1. Pemenuhan gizi ibu hamil.
    Sebagai seorang yang sedang berjuang untuk melahirkan individu baru, ibu hamil harus mendapatkan makanan  dengan gizi yang cukup, diberikan suplementasi zat gizi dan terpantau kesehatannya. Ibu hamil harus memperhatikan (dan punya seseorang yang memperhatikan) semua kebutuhannya. Ibu hamil juga harus rajin memeriksakan dirinya ke dokter kandungan.
  2. Pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan.
    Aku pernah membaca anak yang diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan lebih cerdas daripada yang tidak diberikan ASI eksklusif. Kebaikan ASI sudah terbilang di berbagai penelitian. Setelah ASI eksklusif ini bayi juga sebaiknya diberi makanan pendamping ASI (MPASI) dengan kualitas dan jumlah yang cukup.
  3. Salah satu penyebab stunting adalah sanitasi yang buruk. Untuk itu perlu adanya peningkatan penyediaan air bersih serta fasilitas sanitasi yang layak. Tentu saja kebersihan lingkungan harus terjaga.
  4. Kenal Sekala ? Iya, Dia Sekala Bumi. Balita belo ini sudah dibiasakan oleh orang tuanya untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dengan gizi yang baik. Ketika bayi berusia tiga tahun atau sudah bisa makan makanan normal (yang ga normal emang gimana ceu ?) sangat dianjurkan mengkonsumsi 13 gram protein yang mengandung asam amino esensial setiap hari, yang bisa didapat dari sumber hewani, yaitu daging sapi, ayam, ikan, telur, dan susu.
  5. Ketika kecil aku selalu suka ke Posyandu, mungkin karna ini sepertinya aku tidak terindikasi stunting (rasaku). Rajin mengukur tinggi badan dan berat badan anak setiap kali memeriksa kesehatan di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya sangat perlu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga jika terjadi gangguan pertumbuhan bisa dideteksi sedari dini.
  6. JANGAN NIKAH DINI !
    Kalau ini sih sudah peringatan garis keras untuk remaja GenRe. "Say no to early marriage" adalah ikrar yang sudah mendarah daging. Tapi apa sih hubungannya nikah dini dengan stunting ?
    Salah satu penyebab stunting adalah gizi ibu yang buruk dan kurang baiknya pola asuh anak. Nah di sinilah benang merahnya. Seorang perempuan yang menikah di bawah usia ideal (21 tahun wanita, 25 tahun pria) dinilai belum siap dari sisi kesehatan. Menurut Ketua Bidang Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Dr. Atmarita, MPH stunting bisa ditimbulkan dari kondisi perempuan sejak masih dalam konsepsi. Maksudnya, jika perempuan itu dalam kondisi benar-benar sehat dan matang saat berhubungan seksual, maka anak yang dilahirkan juga sehat (dikutip dari lifestyle.okezone.com). Nah, jika nikah dini katakanlah 18 tahun di saat organ reproduksimu belum siap, kira-kira bagaimana menurutmu ? Akankah sehat nanti anak yang akan dilahirkan ?
    Selain hal itu, menikah di bawah usia ideal dinilai belum siap secara ekonomi dan psikologi. Hal inilah yang menyebabkan buruknya pola asuh anak dan tidak tersedianya asupan gizi yang baik. Menikah dini biasanya juga identik dengan rendahnya tingkat pendidikan. Hal ini menyebabkan tidak banyaknya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua, sehingga isu-isu kesehatan dan lainnya tidak lagi menjadi prioritas utama.
    Bagaimana ? Masih mau menikah muda ?

Setelah mengetahui apa itu stunting lantas apa lagi yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda ?
Pertama tentu harus menerapkan tips di atas, terutama poin terakhir. Kedua silahkan sebarkan infomasi ini kepada orangtua, tetangga, atau siapapun itu, terutama kepada ibu-ibu hamil.

Sebentar lagi, sebentar lagi Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Bayi-bayi yang lahir hari ini boleh jadi memegang peranan penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045 nanti. Bagaimana bisa kita menikmati bonus demografi dan menyongsong Indonesia Emas jika penerus bangsanya stunting semua ? Ayo kita bersama-sama cegah stunting !



#Stunting
#CintaKeluarga
#HariKeluarga
#LombaBlogKeluarga
#NostalgiaKeluarga
#BKKBN


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne