Langsung ke konten utama

Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau 2018

Dua pekan berlalu. Sampai saat ini aku masih biasa-biasa saja. Untuk itu ada baiknya kuceritakan saja cerita dua bulan penuh makna, dua bulan drama dengan manusia-manusia luar biasa. Kuliah Kerja Nyata judulnya. Judul yang boleh jadi berubah di akhir cerita. Baiklah kumulai saja kisahnya.
Logo !


___


Tim ini terbentuk sejak Januari lalu. Sudah lama sekali. Berbeda dengan KKN Reguler yang pendaftarannya dimulai sejak semester genap 2017/2018, pengumuman pembentukan Tim KKN Tematik dijadwalkan selesai sebelum akhir semester ganjil. 6/10 (awalnya : Aku; Geliska; Nada; Fany; Fadhel; Budi) dari kami adalah alumni JSP (baca di sini). Sisanya merupakan tim rekrutan oleh Fadhel (Diyah & Zaki), Rizki (Nada), Adi (Geliska). Sebagai manusia yang tidak sulit bergaul dan berteman, buatku tak soal. Selanjutnya bisa kau tebak, kami bertemu lalu mencari desa kemudian merancang program kerja dan ya jadilah ia sebuah Tim KKN TEMATIK Desa Sungai Ara, Kec. Kempas, Kab. Indragiri Hilir.

Januari, 19.

___

Waktu berlalu cepat, survey pertama usai, survey kedua selesai. Libur yang hanya sekejap kulanjutkan dengan Kukerta. Selang satu hari saja setelah pembekalan kami sudah berangkat menuju desa Kukerta. Pembekalan yang omong-omong luar biasa dengan pemateri tiada dua. VVOOVV
Disempetin.


Semangat dan lesu bergemuruh di dadaku. Melakukan pengabdian masyarakat bukan hal baru buatku, dalam gambaranku akan sama saja, bedanya masa pengabdian lebih lama. Semangatku tentu tak pernah pudar, aku siap memberikan ilmu, menjalankan program kerja yang sudah disusun (apalagi yang aku sebagai PICnya). Yah begitulah, hingga penyerahan oleh DPL pada Camat Kempas, aku masih serba aneh. Anehnya kenapa ? Jangan tanya.

___

Pekan pertama, masih biasa-biasa saja. Kegiatan berjalan sesuai rancangan. Agenda kami belum padat. Masih soal silaturahmi, mengenalkan dan mengakrabkan diri pada Pemerintahan Desa, pada Pemuda Desa, ibu-ibu Majelis Taklim dan seluruh lapisan masyarakat.

Pekan kedua, mulai padat. Eh tidak juga. Masih bisa dikendalikan. Beberapa program kerja sudah mulai dilaksanakan.

Pekan ketiga, hanya dua hari aku posko. Sisanya kuhabiskan di Jakarta. Hehe. Maaf ya gengsky..
Hhe


Pekan keempat, mulai padat. Sepulangnya aku dari Jakarta semua berubah, jadwal piket posko, jadwal piket kantor desa jadwal mengajar di SD, MDA, Paud dan MTs/MA Nurul Iman. Agenda padat ini mulai berlanjut hingga pekan-pekan selanjutnya. Persiapan STQ, Perayaan 17 Agustus, dan program kerja utama tematik yang belum selesai. Ini menjadi tekanan bagi kami semua.

Fullday agenda everyday!

Penanaman Pohon


Banyak permintaan, minim tenaga. Aku yang sebagai manusia gila agenda semasa kuliahpun cukup kewalahan. Akhirnya, keluhan menjadi uneg-uneg tak tertahankan. Belum lagi satu persatu mulai tumbang. Memberikan #NegativeVibes saja. Tapi untungnya semua terlewati. Yang sakit akhirnya pulih, yang menyita waktu akhirnya usai, semua agenda berjalan lancar, program kerja dapat diselesaikan dengan baik, dan tau-tau sudah menghitung hari kepulangan saja.
___

Selama dua bulan ini, ajaib sekali tidak ada konflik berarti. Tidak ada drama-drama menyebalkan. Beda pendapat, berdebat, chaos itu biasa: dihabiskan saat evaluasi dan briefing. Bagaimana panas dan tegangnya suasana saat evaluasi dan briefing, berganti menjadi tawa saat usai, mencair bersama gelak dan senandung jiwa. Hal inilah yang selalu aku banggakan dari Tim ini. Bukan soal siapa yang paling hebat, bukan soal siapa yang paling benar, tapi soal menerima perbedaan dan menyikapi dengan dewasa.

___


Pembukaan STQ Tingkat Desa Sungai Ara

Menjalani kuliah kerja nyata ini, rasanya tiga tahun berproses begitu terasa manfaatnya. Menjadi pewara di berbagai kegiatan desa, berbicara di depan remaja dan adik-adik SD, mencari mitra dan sponsor kegiatan, berhadapan dengan ibu-ibu PKK dan majlis taklim tanpa canggung (meski agak sulit buatku mencari bahan obrolan). Memang tiada yang sia-sia. Aku merasa cukup puas dengan tiga tahun belakangan ini, bila berkaca dari hasil kerjaku semasa kukerta.
___

Dua bulan ini, banyak sekali belajarku. Banyak sekali hal-hal manis untuk dikenang. Mulai dari aku yang begitu sulit untuk "berbaur" keluar rumah bila tak ada agenda (kalian harus cukup dekat denganku untuk tau satu keanehanku ini), diagnosis asam urat untukku oleh Nada, diagnosis psychosocial untukku oleh Rizki, aku yang akhirnya "memegang dapur" di bulan kedua setelah bulan pertama hanya "membantu" saja, aku yang tak habis jari tangan untuk menghitung berapa kali aku menyapu rumah (seriusan deh!), aku yang selalu menjadi wanita karir (dapet peran ganda jadi ibu rumah tangga pas jadwal piket), aku yang selalu ngegas, yang terlalu ceplas ceplos, yang paling ga peka dan terbodo amat, yang tentu saja super judes dan super galak WKWK. Ajaib sekali, mereka yang serumah denganku tak membenci dan mengasingkanku WKWK.

Aku tak bisa lupa betapa sempitnya kamar kami, yang menjadi tempat terbaik untuk diskusi banyak hal. Tempat tidur super tidak nyaman yang dirindukan, tempat tidur penuh drama karna aku diapit dua manusia superlasak (coba tebak!). Di telingaku masih jelas suara Rizki mengetuk dinding kamar seraya berkata "Assalamualaikum, wee subuh" dengan lembut (iya gengsky, kami dibangunin) yang sungguh #ImamGoals sekali. Aku juga rindu nasi goreng tiap pagi, terkhusus nasgor TekMar yang enak luar biasa. Rindu pula desakan Fadhel untuk menyegerakan dandan, rindu pula nyanyian Zaki, rindu suara-suara saat Musreng Adi yang superheboh saat malam, rindu #girlsday di Jumat siang. Aku rindu dibangunkan Nada dengan suara lembut, yang akhirnya dilanjutkan Fany dengan suara ngegas. Aku rindu diskusi dengan Geliska, yang tentu saja berujung curhat dari doi (hadeuh). Aku rindu pula adik-adik yang selalu datang ke rumah, rindu tetangga, rindu pohon kelapa, rindu langit, apalagi suara pompong di sungai belakang posko, aduh rindu sekali!

Dua bulan ini, sungguh manis sekali. 
___

Rasanya, tidak akan lengkap kisah ini tanpa pemeran utamanya. Pasti banyak ingin tahunya, silahkan lanjutkan membaca!
___

1. Achnia Tiffany N. S. aka Fany

Calon arsitek masa depan yang sungguh berbakat. Jago menggambar, merancang apa saja (apalagi rumah masa depan dengan doi). Berbakat pula dalam menghitung uang (pernah ku abadikan di Instagram Story). Wanita berprinsip, mandiri, tegas, berkemauan keras, selalu mau belajar dan tertarik akan hal baru, mau menerima kritikan, bercita-cita menjadi hafizh (aamiin!)
Satu kalimat yang sempurna menggambarkan Fany : wanita pekerja keras.

2. Adi Iman Rananda aka Adi


Gubernurnya FPK, Bupati MSP pada masanya. Korcam. Lawan adu pendapat. Lembut-lembut kalem tapi keras kepala. Aku kenal Adi sejak semester pertama. Sudah paham watak masing-masing, jadi bukan hal baru lagi bila berdebat. Seingatku Adi selalu mandi paling terakhir, karna habis subuh tidur lagi! Makanya jangan suka begadang main ml bosque.

5. Alfadhella Ridwan aka Fadhel




Koordinator Desa (Kordes). Mahasiswa Teknik Sipil, Kadiv Kaderisasi HMTS pada masanya. Cita-cita jadi Presiden (Aamiin!). Manusia super kaku, bahkan ketawa pun kaku! Kordes yang membuatku deg-degan setiap dandan, yang selalu bilang "berbaur berbaur". Kalau di tim ga ada Fadhel mungkin KKN bakal super selo, tapi karna dengan kepemimpinan Fadhel pula KKN full agenda wkwk. 


4. Annesa Fista Savitri aka Anne
Kalian bisa mendapatkan deskripsi tentang Anne di postingan lainnya di blog ini.

5. Geliska Wahyuni aka Geliska

This photo was taken by me!

Aku mengenal Geliska sejak semester 1. Super indah dan elok dipandang. Sering berjumpa di berbagai agenda organisasi. Kukira banyak yang sudah kuketahui tentang Geliska, tapi masih sedikit sekali ternyata! Kaget juga ketika mengetahui bahwa banyak cerita-cerita dari seorang Geliska. Manusia super ringkih! Tapi meski begitu dia punya kelembutan sebagai kekuatannya. Gadih minang sejati, tempat belajarku soal adat kebiasaan Minang hhe. 

6. Nada Cindya aka Nada


Kembarannya Geliska, tapi berbeda. Mahasiswi Keperawatan bersuara merdu, senandungnya indah sekali. Selalu rajin belajar, gigih dalam mengejar cita-cita. Baik hatinya, elok rupanya, merdu suaranya : penggambaran sempurna seorang Nada dariku. Dia mandiri, tegas, berprinsip, berkemauan keras, lemah lembut, pantang menyerah. Nada, perawat terbaik yang kami miliki, super perhatian, dan super cerewet pula haha <3

7. Nur Irfana Mardiyah aka Diyah


Si bungsu di tim ini. Paling jago bikin nasi goreng. Yang paling ceria dan yang ringan tangan membantu siapa saja. Yang paling sering dibully (mungkin karna paling kecil). Adik angkatnya Geliska wkwkwk. Minang totok bana ko haa, logatnya berbahasa minang bikinku teringat pada etek-etek jua lamang (lha). Diam-diam, tapi keras kepala. Lawan debat soal boncengan di motor sama Fany (mungkin karna sama-sama anak '98 jadi ego masing-masing berasa). Helpful girl, Diyah dalam kacamataku.

8. Rizki Febri Trinanda aka Rizki

"Ki ki do you love me ?" adalah salah satu andalan untuk memanggil Rizki. Calon Dokter masa depan yang pengennya ngurusin mayat. Ketua Fosmi FK UR pada masanya so yea dia Imamable sekali. Kalau adzan bikin hati meleleh. Cowok di posko yang paling rajin, rajin cuci piring. Manusia super terorganisir, sekretaris terbaik tukang ngatur jadwal. Tipikal manusia super jutek ga mau banyak omong, tapi sekali ngomong panjang lebar cuma buat jelasin kalau aku psychosocial coba!

9. Zakiyul Fuadi aka Zaki

Gendut. WKWKWK. Mahasiswa Teknik Sipil yang pernah jadi bupati pada masanya. Berbakat banget di bidang musik, jago main gitar, jago nyanyi, jago main keyboard, bisa bikin lagu pula! Kelakuannya kadang kaya bocah, tapi sebenernya punya jiwa kepemimpinan luar biasa (yang bikin bengong ketika pertama kali ngeliatnya). Raja micin, tukang komen masakan cewe-cewe yang ga seenak masakan neneknya. Pinter, pinter banget sumpah. Jago desain, partner untuk ngepost di ig KKN. Ngechat cuma bilang "Ne, caption" tiap malam hadeuh.

___

Sebagai manusia super individualis, super bodo amat, super suka-suka, kadang super introvert, sungguh ajaib aku bisa hidup dengan mereka yang wataknya berbeda. Belajarku banyak dari mereka. Terlebih soal lelaki. Bahwa sesungguhnya tak ada guna berkeras hati melawan lelaki dengan kata-kata, hanya akan melukai harga diri dan meninggikan ego mereka, untuk itu berlemah lembutlah, maka yakinlah bahwa inginmu akan tercapai. Coba tebak ini dari kejadian apa?

___

Terimakasih dariku, untuk Desa Sungai Ara, Kepala desa serta perangkat desa. Warga masyarakat terkhusus Rt 09, SDN 006 Sungai Ara, Bapak Ibu Guru serta adik-adik siswa. Terimakasih atas sambutan hangat, perhatian, kebaikan, dukungan kepada kami.

Terimakasih dariku, untuk keluarga besar KKN Sungai Ara, orang-orang hebat dengan caranya masing-masing. Terimakasih sudah menjadi tempat belajar, terimakasih sudah menjadi tempat bersandar, terimakasih sudah menjadi teman baik, menjadi keluarga.



___

Ditulis pada 7 September, dirampungkan pada 4 Desember 2018.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne