Langsung ke konten utama

Join Summer Program UR-UTM : Lambaian Bersama Sang Garuda

Liburanku kali ini terasa begitu produktif. Setelah Ajang Kreatifitas Remaja dan Pemilihan Duta GenRe Riau 2017 pada 5-8 Juli lalu (cerita menyusul setelah semua foto terkumpul), aku mengikuti Join Summer Program Universitas Riau dan Universiti Teknologi Malaysia pada 11-14 Juli di Desa Buluh Cina, Kec. Siak Hulu, Kab. Kampar yang ditaja oleh International Office atau Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Riau.



___

Sesungguhnya hal ini di luar dugaan, aku tidak pernah menargetkan akan mengikuti sebuah agenda yang melibatkan dua negara ini. Ketika membaca broadcast tentang kegiatan ini di beberapa obrolan grup aku hanya sekedar bertanya dan berkata ingin mengikuti program ini. Tapi ya hanya begitu, aku tidak berharap banyak karena berdasarkan informasi dari salah seorang temanku dari fakultas tetangga yang kebetulan memang sudah mengikuti program ini sebagai perwakilan fakultasnya berkata bahwa pendaftaran sudah tertutup. Yang kubingungkan adalah kapan dibuka pendaftarannya dan kenapa informasi ini tidak sampai di fakultasku. Ternyata pesertanya adalah utusan yang direkomendasikan oleh fakultas. Maka sudah dipastikan bahwa aku tidak termasuk kepada dua nama yang akan dkirimkan oleh kampusku. Tapi aku tidak kecewa karna aku memiliki beberapa agenda yang tidak akan membuatku merasa sia-sia pulang lebih awal ke Pekanbaru ini. Tanpa disangka salah seorang seniorku sebut saja Bang Randy memberikan aku sebuah penawaran yang sangat sulit untuk kutolak. Setelah kufikirkan dengan matang akhirnya aku memilih untuk bergabung bersama teman-teman luar biasa hebat yang membuatku menjadi banyak belajar.

Untuk kau ketahui, peserta dari Universitas Riau kebanyakan adalah Mahasiswa Berprestasi, orang-orang yang memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik, yah intinya adalah mahasiswa terbaik dan terpilih dari fakultas masing-masing. Dan dengan bangga aku nyatakan aku sangat beruntung bisa mengenal mereka semua .

___


Kami berangkat dari Pekanbaru pada tanggal 12 Juli pukul 11.00 wib dan tiba di Buluh Cina sebelum adzan zuhur. Desa Buluh Cina merupakan salah satu desa ekowisata yang terdiri dari 4 Dusun, 4 RW dan 12 RT. Desa Buluh Cina dipisahkan oleh Sungai Kampar yang membagi Buluh Cina menjadi dua wilayah. Tidak ada jembatan untuk menuju seberang sehingga pompong atau perahu menjadi penghubung dari dua wilayah ini. Terbayang kan betapa menyenangkannya hari-hari kami di sana ? Sayangnya aku tidak bisa bercerita banyak tentang Buluh Cina di sini (mungkin di cerita lain), jad bagi kalian yang ingin tahu seperti apa itu Desa Buluh Cina silahkan klik ini untuk melihat profil Desa Buluh Cina (youtube) .

Home stay untukku dan teman-teman dari Universitas Riau berada di seberang. Menyeberang setiap hari rasanya sudah terbiasa. Meskipun terasa menyenangkan, tapi jika setiap hari seperti itu rasanya aku akan kesulitan. Ingin ke sekolah menyeberang, ingin ke pasar menyeberang, ingin ke puskesmas menyeberang, dan banyak lagi hal lainnya. Bagi masyarakat desa hal ini mungkin sudah biasa, tapi kuyakin pasti ada juga keinginan untuk memiliki jembatan. Mari kita doakan !

Dermaga penyeberangan (foto oleh panoramio.com)

Sesampainya di seberang, kami segera menuju homestay yang adalah rumah milik Bang Rudi di Dusun II. Jamuan makan siang yang sangat nikmat ditambah tempat makan kami adalah semacam di balai-balai menghadap sungai Kampar. Sepay sepoy angin menambah selera. Sunggu nikmat. Setelah makan siang dilanjutkan dengan sesi diskusi (tidak resmi) antara kami sesama peserta, saling berbagi dan memberi serta menerima pandangan yang berbeda. Tidak ada agenda dari panitia hari itu, jadi kami berinisiatif untuk berkeliling sejenak, melihat danau dan penangkaran gajah.

The Boys : yang paling semangat melihat danau dan penangkaran gajah

___


Malamnya perkenalan antara panitia serta peserta dari Universitas Riau dan Universiti Teknologi Malaysia. Lucu saja rasanya mendengar mereka berbicara. Aku kesulitan menghapal nama mereka satu persatu, tapi bukan masalah besar, maasih ada waktu untuk saling mengenal. Perkenalan malam itu menjadi lebih berwarna karena Kak Ayu, panitia dari UR memimpin ice breaking yang meramaikan suasana.

Selain itu dibahas pula kegiatan yang akan kami laksanakan pada esok hari. Bang Joni dan Zee menjelaskan kembali guide book yang sudah kami bahas pada saat technial meeting (TM). Kegiatan hari ini selesai pada pukul 22.30. Kami harus bersiap untuk majelis pembukaan esok hari.


Bang Joni (UR) & Zee (UTM) menjelaskan rundown kegiatan
(photo by : Michi)


____


Majelis Pembukaan dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Universitas Riau, Bapak Prof. Dr. Ir. Thamrin M. Sc, Ketua Kantor Urusan Internasional, Bapak Prof. Dr. Kirmizi Ritonga, MBA, AK CA serta Konsulat Malaysia untuk Pekanbaru, Sekretaris Kantor Urusan Internasional, Ibu Dr. Anita Sofia M.Sc , Staff KUI Kak Leni dan Kak Peni dan Dosen dari UTM yaitu Miss Dr. Nabella dan Miss Dr. Nur Ain. Kepala Desa Buluh Cina beserta jajaran perangkat desa turut hadir, tak lupa pula Ninik Mamak setempat.

Seperti kebanyakan acara pembukaan, semua pejabat dan petinggi akan diberikan kesempetan untuk menyampaikan kata sambutan. Begitu pula kali ini. Yang harus kau ketahui adalah seluruh tamu undangan yang kusebutkan di atas menyampaikan sepatah dua patah kata yang sungguh tidak sesingkat yang diharapkan. Aku tidak bermaksud mengeluh, tapi ya sulit saja rasanya menimati setiap ucapan yang disampaikan dalam kondisi pusing dan belum makan.

wajah-wajah saat mendengar sambutan

Aku yakin wajahku saat itu pucat. Entah berapa kali aku memperbaiki posisi kaki. Entah berapa kali mengeluh dalam hati. Mencoba menikmati setiap pantun, mencoba mengingat dan meresapi setiap pesan. Tapi tetap saja aku ingin segera duduk. Manja ? Tidak. Ada hal wajib yang harus kutunaikan pada tubuhku soalnya. HEHE. Namun meski begitu aku harus bersabar, karna akan ada giliranku setelah semua kata sambutan. Ya, aku dipilih oleh panitia menjadi perwakilan peserta dari Universitas Riau sebagai bentuk peresmian peserta secara simbolis. Sedangkan untuk peserta laki-laki adlaah Zee dari Universiti Teknologi Malaysia.


Konsulat Malaysia, Aku, dan Zee

Acara pembukaan diakhiri dengan berfoto bersama. Sedikit kerepotan karna peserta ramai. tapi jadi juga !

Foto bersama : peserta, panitia, dan para undangan. Can u find me ?

____


Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan iTechnology dimana merupakan program dari UTM yang mengenalkan diri mereka dan apa saja yang mereka bawa ke Indonesia. Setelah ditampilkan video profil UTM (silahkan cari di YouTube, ada banyak) mereka mulai menjelaskan MOOCS dimana merupakan sebuah platform yang menjadi salah satu alternatif pembeelajaran untuk berbagai disiplin ilmu. Aplikasi serupa juga ada di Indonesia seperti ruangguru.com (dan banyak lagi, sorry cuma ruang guru yang akrab denganku HEHE). Sangat keren rasanya ketika melihat anak muda yang mampu menciptakan inovasi terbaru yang bermanfaat. Generasi seperti ini lah yang seharusnya diperbanyak.

Kak Humaira (UTM) & Dea (UR) mencoba mini robot milik UTM
(photo by  Michi)

Selain MOOCS mereka juga memperagakan sebuah robot bulat berukuran kecil yang bisa berganti warna lampu, memutar sana dan sini. Ah menggemaskan sekali rasanya. Kamipun diperboleh untuk mencoba memainkan robot tersebut. Melihatnya bergerak membuatku sedikit was-was kalau-kalau pecah jika terhantam atau terinjak. Kami bersorak, aku kagum. Mungkin karna lingkungan kampusku berkutat pada jurnal dan lebih mengarah pada hal-hal ilmiah yang berbau perikanan dan perairan, jadi hal ini merupakan hal baru bagiku, selain memang aku tidak memiliki minat terhadap hal-hal seperti ini hehe.

Mahasiswa UR pun tak mau kalah. Teman-teman dari Fakultas Teknik pun menunjukkan kebolehan mereka. Ada yang mempresentasikan inovasi karya ilmiah, rancangan arsitektur, serta robot bikinan sendiri. Aku yang tidak akrab dengan teknologi bengong dibuatnya. Luar biasa sekali bukan ?


Robot milik Mahasiswa UR

____


Setelah ISHOMA, kami diajak untuk mencintai ilmu sains oleh teman-teman dari UTM dalam program "We Love Sains". Adalah kegiatan yang berisi eksperimen-eksperimen kecil yang akrab di sekitar kita, namun tidak pernah kusadari. Hal hal kecil yang tidak terperhatikan olehku setelah rangkaian kegiatan ini menjadi lebih bermakna.

We Love Sains dibagi menjad 9 check point (posko). Kami dibagi menjadi kelompok, jadilah terdapat 4 orang di kelompokku yaitu Aku, Eric (IK), Nada (PSIK) dan Diba (FK). Untuk check point yang pertama kami datangi adalah bagaimana Alkali dapat membuat kapal mundur. Lanjut ke check point kedua aku menjadi tahu bagaimana sebenarnya prinsip pesawat terbang, yaitu dengan kecepatan, daya dan momentum. Lanjut ke check point ketiga aku belajar bagaimana cara mengapungkan paper clip. sungguh bukan sulap karna biasanya benda berat akan langsung tenggelam bukan ? Namun kali ini aku merasa seperti jenius karna mampu membuat besi tersebut mengapung. Ya benar sekali, memakai prinsip tegangan permukaan. Kemudian kami menuju check point resonansi dimana aku menjadi tahu bahwa ternyata tali yang sama panjang apabila digoyangkan salah satunya maka yang lain akan bergoyang pula. Kemudian ada pula check point yang mengajarkan titik keseimbangan (equilibrum). Ada pula yang memberikan trik baru untuk mengangkat batu es hanya dengan menggunakan seutas tali. Hayoo bagaimana menurutmu ? Lalu sulap lain dimana memasukkan telur rebus ke dalam botol yang mulutnya kecil. Magic ? No, this is Sains bby ! . Kemudian adapula check point yang pada eksperimennya bisa membuat air masuk ke dalam gelas tanpa disentuh ! Tekanan udara di luar dan di dalam lah kuncinya. Check point terakhir yang kelompokku kunjungi adalah check point yang menjelaskan tentang elektrostatik. Akhirnya aku menjad paham kenapa kalau tangan basah bisa bikin kesetrum hehe.

Setelah seluruh check point kami jejali, tibalah waktu untuk post test (ah ya aku lupa sebelum dimulai kegiatan ini ada pre test ya hehe) untuk melihat sejauh mana ilmu yang kami serap. Aku yakin aku pasti betul semua hihi. We Love Sains berakhir setelah ashar. Saatnya persiapan untuk Cultural Night !!!

___

Jika kau tanya seberapa matang persiapan kami untuk Cultural Night aku tidak tahu harus menjawab apa. Karena kami baru bertemu satu hari sebelum berangkat, tidak banyak waktu untuk latihan. Tapi bagaimanapun kami sudah berupaya sebaik mungkin untuk tampil secara optimal.

Akhirnya malam tiba. Kami para gadis memakai baju kurung. Sungguh sedap dipandang mata, memakai pakaian nan santun dan berbudaya. Lelakipun tak mau kalah, memakai teluk belanga tak lupa pula songketnya. Kami sudah siap menampilkan yang terbaik. Selain peserta juga ada warga desa malam ini yang akan memenuhi Balai Adat.

Seronok betooooll

___


Penampilan diawali dengan tarian dari UTM, dengan musik lagu milik Siti Nurhaliza yang berjudul Joget Gembira membuat malam menjadi penuh tawa. Tarian mereka sangat menghibur, meski tidak bisa dibilang memukau. Tidak semua yang memukau bisa menghibur bukan ?

Selanjutnya penampilan dari UR. Kami membawa tiga lagu yaitu Lancang Kuning, Soleram, dan Selayang Pandang. Aku merasa kegugupan dari teman-teman. Nada, sang kondektur sering mengingatkan untuk tersenyum. Aku bersebelahan dengan Yuni, Sang Mawapres dan kami saling berbagi senyum positif hingga lagu selesai.

Erik yang berdendang ditemani Dea yang berpantun

Lucunya pada suatu bagian kami terdiam. Lupa lirik secara massal. Sungguh canggung sekali rasanya. Untunglah tidak lama, kamipun bisa melanjutkan nyanyian lagi. Penutup penampilan kami malam itu diselamatkan oleh Erik yang berdendang (atau bersyair) yang bisa membuat suasana jadi lebih ceria. Diakhiri pantun dari Dea, kamipun mengucapkan salam dan selesai !

Warga desa pun ikut ambil andil. Mereka menampilkan Silat Pangean yang merupakan seni bela diri khas masyarakat Buluh Cina. Silat ini bukan untuk gaya-gayaan ya ! Ada syarat yang harus dipenuhi ketika berguru seperti solat 5 waktu yang tidak boleh bolong, tidak melanggar perintah agama dan lainnya. Warga desa yang tampil malam itu masih muda, pemuda usia 22  tahun. Eits jangan salah paham dulu, aku diberi tahu oleh ibu-ibu yang duduk disebelahku yang ternyata adalah ibu dari abang-abang yang tampil.

Teman-teman UTM pun juga menampilkan sebuah Sketsa (drama) yang sangat lucu. Penampilan terfavorit malam itu. Sangat lucu dan menghibur. Kocak sekali. Kami menikmati sketsa yang mereka tampilkan. Hingga hari inipun masih berbekas rasanya diingatan.

Ah ya, di cultural night juga ada Lapek bugi loh ! Makanan khas dari Kampar yang sangat nikmat. Benar-benar malam yang memanjakan rasa deh !

___

Keesokan paginya setelah mengantri cukup panjang kamipun menyeberang untuk senam pagi. Aku menjadi instruktur dadakan pagi ini. Meskipun tidak terlalu pandai tapi ya jogetin aja lah ya hahaha. Diawali dengan senam pinguin dan maumere yang sudah mainstream, dan diakhiri dengan Dance4Life. Suatu kebanggaan bisa perform Dance4Life di Desa Buluh Cina. Mahasiswa UTM tidak tahu apa itu Dance4Life dan mahasiswa UR hanya sedikit yang tahu. Jadilah aku berjoget ria tanpa malu di sana hehe. Tim UTM pun juga memandu senam. Senam yang sangat lucu dan menyenangkan. Dipimpin Emon malah makin terasa menggemaskan. Ada senam Orang Bilang-Wali, poli bom, zigidigidoom (?) yang membuat ketagihan. Aku sungguh-sungguh mengikuti senam tersebut agar bisa menghapal gerakannya.

Aku, Yuni, dan Aiman (UTM) memimpin senam dan dance4life
(photo by Bang Abrar)


Setelah senam pagi, kami sarapan dan bersiap untuk menyelesaikan challenge perfakultas dan medical check up warga desa bagi mahasiswa FK dan PSIK. Aku dan empat orang lainnya dari Fakultas Perikanan dan Kelautan melakukan wawancara kepada salah seorang pemilik keramba (hasilnya di post terpisah). Challenge ini membuka mataku bahwa memang, kami sebagai mahasiswa perikanan memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam hal yang disepelekan oleh orang lain. Masalah kualitas air sungai Kampar misalnya. Ah panjang kalau kuceritakan.

Kegiatan selanjutnya adalah gotong royong bagi lelaki, dan memasak bagi perempuan. Akan ada jamuan makan malam bersama warga desa. Malaysia menyiapkan Laksa, dan Indonesia menyajikan Asam Pedas Ikan Patin. Ini kali pertama aku makan Laksa, dan rasanya.... sejujurnya kurang sesuai di lidahku. Efek dari bunga Kanten (Kincuang bahasa minangnya). Tapi sebenarnya enak. MAkanan tradisional tidak pernah salah. Begitu menurutku. Asam pedas ikan patin ? Jangan ditnya, ini adalah makanan kesukaaanku (satu diantaranya maksudku) dan ya patinnnya sangat manis. Aku suka !
Oh iya, sebelum makan malam ada ceramah dulu dari pak ustad. Banyak yang ia sampaikan namun yang kucatat adalah ketika kita mati yang diingat bukanlah rupa atau kaya, api kebaikan, maka berbuat baiklah ! Yaaaa kira-kira begitulah.


Malam Keakraban. Selfie by Eryc.

Malam ini adalah malam terakhir kami di desa Buluh Cina. Saatnya malam keakraban yang terlaksana karena Miss Jeni yang baik hati sekali mengingatkan (atau lebih tepatnya melarang) kami untuk tidur lebih awal. Malam itu kami berkesempatan untuk mengenal lebih dekat satu sama lain.Semua yang tertahan dilepaskan. Semua yang terpendam diungkapkan. Aku senang kami semua bisa menjadi lebih akrab dan memahami satu sama lain.
___


Hari terakhir, adalah Treasure Hunt  yang intinya adalah kami disuruh mencari tempat sesuai foto yang mereka berikan.  Ada 5 check point yang harus kami cari. Di masing-masing check point terdapat games ataupun challenge yang harus diselesaikan untuk mendapat petunjuk selanjutnya. Kami dibagi menjadi 5 kelompok, dan teman sekelompokku adalah Aldi (FK), Muklis (Faperta), Sisi dan Novia (PSIK).

Check point pertama kami paling dekat, yaitu di posyandu yang letaknya di depan Balai Adat tempat kami berkumpul. Disana kami harus menjatuhkan botol dengan cara dlempar, tapi sebelumnya kami harus pusing-pusing dulu, 8 kali putar untuk laki-laki, 5 kali putar untuk perempuan. Yak, pusing-pusing sampai pusing !
Check point kedua kami adalah  memecahkan bahasa alien. Kami harus mencari petunjuk untuk memecahkan bahasa tersebut. Yang lama adalah mencari kertas petunjuk. Memecahkannya ? Aldi tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya. Luar biasa !
Selanjutnya kami menuju Check point di tepi sungai Kampar. Permainannya simple, salah seorang akan disuruh menebak kata yang diteriakkan rekannya. Eits si penebak harus rela telinganya budeg karna telinganya akan disumpel musik yang sangat keras. Untungnya aku sudah biasa mendengar lagu dengan volume terkeras, jadi bukan masalah bagiku untuk menebak. Telingaku tidak meronta, bahkan aku bisa sambil menari. Yang paling lucu adalah ketika aku harus menebak kalimat "Surga Yang Tak Dirindukan 2", aku bisa menerka kalimatnya ketika Muklis mulai berkata "Yang" setelah sebelumnya Aldi berkata "Surga", namun yang kuucap adalah "Surga Yang Tak Dirindukan", lalu Muklis tanpa dosa meneriakkan lagi dan menaikkan jarinya membentuk huruf V atau 2. Kami tertawa bersama. Lucu sekali.
Setelah selesai dan menertawakan kebodohan kami menuju ke  Check point selanjutnya. Estafet balon dengan dilempar. Kami gagal di sini. 3 Kesempatan 3 kali gagal. Jadlah kami dihukum menyanyikan lagu sebait-sebait.
Lanjut ke Check point kelima, permainan yang mustahil dimenangkan. Main lompat tali, dan tiga orang harus masuk di dalamnya. Kami kesulitan, namun berhasil (meski tidak bisa dibilang berhasil, tapi kami tidak gagal). Atas keberhasilan itu kami diberi keringanan untuk mengambil koin dari ember yang tidak ekstrem. Mungkin ada yang mengira itu adalah binatang atau apa. Tapi percayalah itu adalah mie instant dan rerumputan . Hayo siapa yang tertipu ?

Kelompok 6, Kelapa. Fadhel, Fani, Imah, Dea, dan Putri bersama Ayu dan Aina (UTM) di check point "Saling tanya"
(photo by Fadhel)

Check point terakhir adalah saling tanya. Kami harus memberi pertanyaan tanpa "aa", "em", tanpa berpikir lah pokoknya. Aku cukup pandai di sini. Jadilah aku dan Novia bertahan. Dan Games ini dimenangkan oleh Novia. Congrats !

Selesai sudah. Kami dipersilahkan istirahat sejenak. Kaum pria segera solat jumat. Setelah solat Jumat kami akan segera ke Pekanbaru.

___

Penutupan berlangsung haru. Kami sedih harus berpisah. Waktu terasa sangat singkat. Tapi bagaimanapun hari-hari terus berganti. Kami bersalam-salaman, saling berpelukan, berfoto bersama, menikmati momen.


see u guys !




____


Di bus aku menatap keluar jendela. Mengingat yang manis selagi perjalanan ke Pekanbaru. Terimakasih atas kesempatan untuk mengenal kalian semua, seluruh peserta yang luar biasa. Aku bangga bisa menjadi bagian dari persaudaraan ini. Semoga suatu hari nanti kami bisa berkunjung pula ke UTM. Semoga ukhuwah ini tetap terjaga.

Aku yakin kami semua adalah pemuda-pemudi bangsa yang memiliki semangat juang dan kontribusi bagi sekitar. Aku percaya kami semua hebat di bidang kami masing-masing.

Akhirnya kisah ini usai. Namun kesan akan selalu membekas.
Untuk semua yang bersedia berbagi, untuk semua yang tidak jengah dinasehati
Mari kita bersama-sama memberi yang terbaik untuk negeri !


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne