Langsung ke konten utama

Michiko menikah ! #MichiEgaAkhirnya

Dominan. Jawaban yang akan aku berikan jika diminta untuk mendeskripsikan Michiko dalam satu kata. Sifat yang sudah kulekatkan untuknya sejak jumpa kali pertama.

Aku sudah lama mengenalnya. Bukan mengenal dalam artian saling sapa tentu saja, maksudku aku mengenalnya dari media sosial. Aku lupa persisnya kapan mulai menjadi stalker setia Michiko, yang pasti aku selalu mengagumi setiap unggahan di akun Instagramnya. Aku membaca semua tulisan di blog pribadinya, membuatku terasa "mengenal" dan "akrab". Michiko adalah salah satu sosok inspiratif, terlepas dari dia adalah manusia biasa (yang tidak sempurna), aku menjadikannya salah seorang panutan. Aku mengikuti kiprahnya sebagai Duta Lingkungan pertama Kota Pekanbaru. Akupun membaca semua ceritanya saat menjadi Azoty ke New Zealand (silahkan cari #DiaryMichi di Instagram), hingga menjadi Top 4 Mahasiswa Berprestasi UR 2017. Saat itu cukup bagiku mengaguminya dari jauh saja, cukuplah mendoakannya dalam diam (eh?). Tapi sungguh ! Terkadang ketika aku merasa bahwa seseorang sudah memberikan pengaruh positif baik bagiku, tanpa sadar aku langsung berdoa semoga orang tersebut berbahagia selalu, agar terus dapat menyebarkan hal-hal baik. Michiko sepertinya orang yang selalu melakukan hal itu. Rasaku.

___

Juli 2017. Aku tergesa-gesa menaiki Gedung Rektorat UR untuk menghadiri technical meeting sebuah kegiatan yang melibatkan mahasiswa hebat se UR. Join Summer Program namanya (silahkan klik di sini untuk membaca ceritanya). Aku datang terlambat, namun ternyata aku tidak sendirian. Di belakangku muncul seorang perempuan yang sepertinya juga akan mengikuti kegiatan ini. Coba tebak ? Ya Michiko Frizdew ! Aku gugup saat itu. Bayangkan, sosok yang biasanya kau temui dalam bentuk digital tiba-tiba muncul di hadapanmu dalam wujud nyata. Dan yaa aku memang tipikal yang sangat bahagia ketika bertemu langsung dengan orang yang kukenali di dunia maya. Kusembunyikan rasa gugupku dan bertanya sesopan mungkin "Acara KUI ya ?", Michiko mengiyakan dan kamipun masuk ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi partisipan lainnya.

Itulah kali pertama aku berjumpa dengan Michiko. Tidak hanya berjumpa sesaat saja, namun juga menghabiskan 3 hariku berinteraksi dengannya. Cukup untuk membuatku mengenalinya lebih dekat. Cukup pula untuk melabelinya dengan kata "dominan". Aku tidak akan lupa bagaimana cara berbicara Michiko yang berapi-api, yang penuh semangat, seakan semesta berpusat kepadanya. Bagaimana ia menceritakan pengalamannya, menceritakan hal-hal unik, hingga soal kuliahnya: Ilmu Komunikasi. Soal iklan hingga spanduk. Cukup untuk membuatku memahami brandingnya : Passionate Woman in Communication Science. 

Dari kegiatan ini juga akhirnya aku tahu bahwa Michiko adalah perempuan yang cukup "manja", cukup "lelet", cukup "rempong", blak-blakan, dan sedikit ambisius (atau sangat ambisius?). Aku mengenali Michiko sebagai sosok yang "utuh" tidak hanya dari caption saja. Menyadari betapa garingnya ia saat bercanda, entah aku yang tidak paham atau bagaimana? Tapi setelah kuobservasi, Michiko memang garing kok :(

Dari Michiko juga aku memaknai personal branding dari sisi berbeda. Memaknai "pencitraan" dengan sudut pandang lain. Berbekal kuliah 3 SKS Michiko di ruang tamu homestay kami, aku bertekad untuk memperbaiki beberapa hal soal media sosialku (silahkan cek akun Instagramku @annefista untuk mengetahui bagaimana akhirnya "hasutan" Michiko berimbas padaku). Bukan hal memalukan bagiku untuk mengakui pada Michiko bahwa aku adalah "fans sejatinya" meski pada akhirnya dijadikan bahan ledekan olehnya, namun tak soal. Toh sang idola tidak memilih memusuhiku, jadi apa salahnya mengakui suatu hal yang memang engkau rasakan ?

___

Waktu berlalu. Aku sibuk dengan keseharianku, begitu pula Michiko. Namun hal ini tidak membuatku merasa jauh dari Michiko (masih suka stalking dan menunggu unggahan Michi heuheu).  Aku sempat mengundang Michiko menjadi pembicara dalam kegiatan kementerianku di BEM dulu, dan jelas masih sering mengomentari unggahannya. Aku dan Michiko sama-sama mengikuti Pemilihan Mahasiswa Berpretasi UR 2018, namun Michiko adalah satu-satunya peserta yang lolos 10 besar. Aku mendukung Michiko habis-habisan (jadi penyusup antara temen-temen BB). Atas informasi dari Michi, akupun menngikuti Pemilihan Duta Lingkungan Pekanbaru, sebuah ajang yang menjadi awal mula aku mengenali Michiko pada 2015.

Aku dan Michiko menjadi teman dekat. Cukup dekat hingga pada awal Juni lalu ia mengirim pesan padaku. Bermodal basa-basi lebaran dimana dan kapan kembali ke Pekanbaru, tiba-tiba ia memberikan undangan pernikahan: Berisi foto & namanya, calon suami, serta tanggal pernikahan. Aku menolak untuk percaya.

Dikirim Michiko pada 4 Juni 2018

Kaget. Terharu. Bahagia. Sedih. Semua bercampur aduk jadi satu. Aku sungguh menolak untuk percaya. Kutanya berkali-kali. Jawabannya masih sama. Aku berjanji akan datang. "Okaay ku catet yaa anne di daftar tamu yang terkonfirm" katanya. Aku masih juga menolak untuk percaya. Bahkan ketika diberitahu dresscode untuk acara pernikahannya aku hanya mengiyakan sembari tertawa. Bahkan ketika ia mengirimkan foto selanjutnya aku hanya mengamini saja. Rasanya terlalu tidak mungkin. Meski demikian aku tetap berbahagia dan mendoakannya lalu segera menyiapkan baju yang akan kupakai untuk hadir di hari bahagianya.


Panutan sekali ! (Dikirim Michiko saat itu untuk meyakinkanku)
___

Sepekan ini ramai sekali berkeliaran tagar #MichiEgaAkhirnya. Michiko akhirnya mengumumkan pernikahannya. Berhubung aku memiliki media sosial Michiko (Line@, LineSquare, Facebook da Instagram, dan tergabung di beberapa grup WhatsApp) tentu saja kehebohan ini begitu dekat denganku. Kehebohan inilah yang akhirnya membuatku berkata pada diriku "Oke, ini sungguhan".

___

Banyak tanyaku, mengapa pada akhirnya Michiko memutuskan menikah. Meski aku bisa menduga ini sudah ia "petakan" sejak lama (Dia manusia paling terstruktur dan tertata rapi yang pernah kukenal), aku sungguh ingin tahu, mengapa ia memilih menikah di usia muda. Aku ingat sekali betapa ia ingin menjadi dosen (meski menikah bukan penghalang), dalam imajiku Michiko adalah sosok wanita karir, seorang perempuan yang akan S2 atau S3, akan jadi Menteri mungkin ? Entahlah, dalam bayanganku Michiko akan menikah selepas 25 tahun usianya. Lalu, bagaimana pula ia bisa melepaskan masa remajanya (masih dong sampe 24!) dengan menikah dan menjadi seorang istri ?
Aku tahu ia pasti punya alasan. Hei dia Michiko Frizdew, manusia super perfeksionis dan bukan perempuan sembrono. Tidak sekarang jawabannya, boleh jadi nanti aku akan mendapat 3 SKS dari Michiko lagi, lantas tiba-tiba esoknya aku mengajukan proposal taaruf (lha?!).

___

Hari ini, sekitar pukul 7.30 aku merebahkan diri di kamarku setelah 10 jam perjalanan darat dari Jambi. Hari ini hari besar untuk Michiko. Aku sudah menyiapkan pakaian terbaik sesuai dresscode yang sudah ditentukan. Aku ingin datang sedari akad, ingin menyaksikan prosesi sakral (meski tahu akan menangis karna baper), namun akad pada pukul 10 sementara aku belum berbenah dan masih terlalu lelah. Cukuplah aku menangis haru saat mendengarkan Michiko via Instagram story nya. Cukup membuat jantungku berdegup lebih cepat karna jelas aku juga merasa gugup. Dia akan segera menjadi istri orang !
SOOO STUNNING ! BEAUTY AF ! (Hasil tangkapan layar olehku)
___

Duta Lingkungan Pekanbaru 2018 yang berkesempatan hadir

Aku hadir, bertemu teman-teman dari Mahasiswa Berprestasi UR, Join Summer Program, serta Duta Lingkungan Pekanbaru. Aku hadir hingga sore hari. Takjub dengan konsep pernikahan. Sungguh ramah lingkungan ! Sungguh indah, sungguh mencerminkan generasi kini, sungguh tidak dipenuhi drama, tanpa "kibot" dan lagu yang diputarpun rasanya lagu kesukaanku semua (payung teduh, banda neira, coldplay). Michiko cantik sekali dengan suntiang di kepalanya (yang membuatku ingin menangis, karena sedari dulu baper kalau lihat anak daro basuntiang). Belum lagi cenderamatanya adalah biji yang bisa ditanam. Michiko, sungguh menginspirasi !

Aku : Chi, kalau menahan berat suntiang aja ga bisa, gimana mau menahan beratnya cobaan rumah tangga
Bang Ega : Bisa bisa..

Nih, unik banget kan ! Berfaedah lagi #PatutDicontoh
___

Malam ini aku kembali mengenang awal perkenalan dengan Michiko, mengenang berbagai "kuliah" dengan Michiko dengan tiga hal yang akan saya sampaikan miliknya, mengenang kegaringannya, kalimat yang membuatku "Oke, Michiko benar". Bagaimana pada akhirnya hari ini aku menyaksikan ia sudah menjadi istri orang. Perbedaan status ini membuatku merasa jauh tertinggal (haduuh di level manakah aku si manusia menyedihkan dibandingkan Michiko yang sudah halal dengan lelaki yang telah memilihnya).

Michiko, buatku bukan hanya seorang "teman" atau "idola" saja. Ia lebih dari itu semua. Inspiratif, memiliki mimpi dan ambisi (serta tahu bagaimana mewujudkannya), orang yang tidak ingin hebat sendirian, orang yang memiliki kepedulian, penuh motivasi, dan tentu saja orang yang "cerdas". Buatku Michiko adalah seorang perempuan luar biasa dengan hati yang luar biasa pula. Perempuan hebatnya generasi milenial, perempuan yang hari ini sudah menyempurnakan separuh agamanya. Perempuan yang hari ini membuatku sungguh berbahagia atas pernikahannya.

___

Chi, tetap jadi orang yang selalu menginspirasi dan menyebarkan hal baik ya ! Indonesia butuh  banyak perempuan sepertimu. Perempuan cerdas yang akan melahirkan generasi cerdas. Perempuan hebat yang di tangan kanannya mengayun anak di buayan, dan tangan kirinya yang menggenggam dunia. Barakallah Chi, semoga bahagia selalu !

___

Ah ya, untuk melengkapi kemanisanku malam ini, sebuah puisi kupersembahkan terkhusus untuk Michiko :


Menurutmu apa yang paling indah dari sebuah pernikahan ?
Gaun berkilau ? Dekorasi menawan ? Kemeriahan tawa tamu undangan ?
Tidak sayang,
Indah itu adalah ketika tawamu, sang pengantin membaur ke udara
memenuhi ruangan
menghadirkan bahagia

Percayalah, tidak ada yang lebih sempurna selain dirimu
:kau adalah bintangnya
Hari ini semesta berpusat kepadamu saja

Untuk itu,
dikala nanti engkau merasa sendirian
ingatlah hari ini sayang
Ingatlah gelakmu yang membahana
Ingatlah sahabatmu yang turut bersuka cita
Mungkin kan kau temukan ketenangan di sana.

Berbahagialah,
berbahagialah untuk selamanya..


Semoga bahagia selalu menyertai langkah kalian yaa !

___

Nb : Ini adalah satu-satunya postingan dengan label #CeritAnne dengan Anne tidak sebagai tokoh utamanya, gatau kan gimana rasanya jadi figuran di blog pribadi, Chi ? wkwkw
Nbb : Chi, tunggu deh. Yang Duta GenRe kan aku nih, yang sibuk sana sini bilang usia ideal menikah 21 wanita 25 pria itu aku, kok bisa tanpa berdosa dirimu yang mewujudkannya ? Ku ga rela !!!
Nbbb : Ok, kuingat komentarmu soal usia ideal wanita menikah di unggahanku tentang PUP (pendewasaan usia perkawinan). Hm harusnya kubisa menerka dari duluu !!!!!
Nbbbb : Tolong y diviralkan ini tulisan HEHEHEHE


Kado yang kuberikan untuk Michi :







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne