Kenapa ya sampai sekarang aku masih sulit untuk berbagi kisah? Sulit sekali untuk curhat, takut untuk menuangkan beban di kepala.
Kenapa ya sampai sekarang aku masih takut untuk melepas lelah pada orang lain? Masih khawatir apakah ceritaku bisa membebani. Khawatir apakah aku bisa dimengerti. Khawatir apakah orang lain mau mendengar keluh kesahku.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menyimpan semuanya sendiri? Apakah memang tidak boleh berbagi? Apakah terlalu mandiri?
Aku juga ingin punya "human diary". Apakah memang tidak ada yang bersedia, atau aku yang sulit untuk percaya?
Aku juga ingin punya seseorang yang bisa mengerti, mendengarkan tanpa tanya dan syarat, yang bersedia memberikan waktu luang.
Apakah memang tidak ada atau memang aku yang tak membuka jalan?
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menyimpan semuanya sendiri? Lantas ketika tidak sanggup lagi menulis diiringi tangis sedih dari hati?
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menjadi kuat sendiri, untuk sekali mandiri?
Aku juga ingin dikuatkan, aku juga ingin diberi kekuatan.
Aku juga ingin tangisku diredakan. Aku juga ingin memiliki seseorang yang bisa mengerti, memahami, mendengarkan...
Aku lelah terus bersikap kuat. Aku lelah terus menerus harus menjadi mandiri.
Rasanya seakan tidak memiliki siapa pun. Apakah memang tidak ada seorangpun yang bisa kupercaya untuk mencurahkan isi hati terdalam?
Bahkan, menulis status, menulis WA story/ig story pun tidak berani kulakukan.
Aku juga ingin memiliki 911 yang bisa selalu siap sedia.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menelan semuanya sendiri?
Kenapa ya sampai sekarang aku masih takut untuk melepas lelah pada orang lain? Masih khawatir apakah ceritaku bisa membebani. Khawatir apakah aku bisa dimengerti. Khawatir apakah orang lain mau mendengar keluh kesahku.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menyimpan semuanya sendiri? Apakah memang tidak boleh berbagi? Apakah terlalu mandiri?
Aku juga ingin punya "human diary". Apakah memang tidak ada yang bersedia, atau aku yang sulit untuk percaya?
Aku juga ingin punya seseorang yang bisa mengerti, mendengarkan tanpa tanya dan syarat, yang bersedia memberikan waktu luang.
Apakah memang tidak ada atau memang aku yang tak membuka jalan?
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menyimpan semuanya sendiri? Lantas ketika tidak sanggup lagi menulis diiringi tangis sedih dari hati?
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menjadi kuat sendiri, untuk sekali mandiri?
Aku juga ingin dikuatkan, aku juga ingin diberi kekuatan.
Aku juga ingin tangisku diredakan. Aku juga ingin memiliki seseorang yang bisa mengerti, memahami, mendengarkan...
Aku lelah terus bersikap kuat. Aku lelah terus menerus harus menjadi mandiri.
Rasanya seakan tidak memiliki siapa pun. Apakah memang tidak ada seorangpun yang bisa kupercaya untuk mencurahkan isi hati terdalam?
Bahkan, menulis status, menulis WA story/ig story pun tidak berani kulakukan.
Aku juga ingin memiliki 911 yang bisa selalu siap sedia.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk menelan semuanya sendiri?
Komentar
Posting Komentar