Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Tidak perlu dibaca.

 Bagaimana caranya berdamai dengan perasaan gelisah? Merasa tidak aman. Takut untuk ditinggalkan. Bagaimana caranya berhenti merasa tidak cukup? Aneh, aneh sekali. Betapa bisa aku berubah, hancur, patah, tidak percaya diri. Apakah benar aku tidak cukup? Apakah aku memang banyak kurangnya? Ingin marah, begitu kesal hingga mual. Menangis tidak menyelesaikan apapun, tetapi masih juga air mataku jatuh tanpa ampun. Sesak napas, sesak di dada. Ini  masih pukul sembilan, ingin tidur tetapi terlalu awal. Takut aku terbangun karena mimpi buruk.

Duta Bahasa: tentang mimpi dan mengalahkan diri sendiri.

  Sejujurnya bingung memulai dari mana. Ini akan jadi cerita yang paling sulit untuk dijabarkan. Betapa hatiku dipenuhi gelembung haru, sendu, bahagia, dan suka cita dijadikan satu. Ini adalah cerita yang sudah lama ingin aku tuliskan. Cerita yang sudah lama aku damba untuk diwujudkan. Cerita yang bahkan sampai saat merangkai kata ini masih sulit kupercaya sudah terjadi. Ini adalah cerita tentang mimpi yang jadi kenyataan. Bismillah... --- Membaca dan menulis adalah juara hatiku. Bila ditanya apa hal yang paling kusukai di dunia ini, maka jawaban pertama yang muncul di kepalaku adalah membaca. Sedari bisa mengeja saat Taman Kanak-kanak (TK), aku sudah jatuh cinta pada kata-kata. Jatuh cinta pada hal baru yang kutemukan saat membaca, jatuh cinta pada setiap keajaiban yang hadir ketika aku mulai memahami bahwa sebuah kata bisa begitu bermakna. Aku ingat sekali proses mengenalnya: latihan mengeja bersama Mama, a-i-u-e-o, ba-bi-bu-be-bo, dan seterusnya. Ah akan panjang sekali bila

Sebuah Catatan untuk Duta Bahasa Riau 2020.

Assalamualaikum teman-teman, adik-adik Duta Bahasa Riau 2020. Malam kemarin kita tengah riuh, berdebar, haru, suka-cita bersama. Akhirnya, setelah sekian hari mempersiapkan banyak hal, belajar, latihan, sampai juga kita pada malam puncak. Teman-temanku semua... Ada banyak yang ingin Anne sampaikan, semoga tidak membuat teman-teman lelah membaca sehingga hanya berfokus pada paragraf pembuka dan penutup saja. Ini akan panjang, mohon dibaca dengan sesungguh hati.. Bismillah... Yang pertama, tentang harapan dan ekspektasi. Dalam setiap kompetisi adalah suatu kewajaran bila ingin menjadi pemenang. Akan tetapi penting sekali bagi kita untuk menata hati dalam menaruh ekspektasi. Boleh jadi ada yang mengekspektasikan dirinya untuk masuk 10 besar, 5 besar, favorit dan persahabatan atau menjadi Pemenang 1, 2, 3. Namun ternyata tidak sesuai yang diimpikan. Jangankan dapat, mendekati pun tidak. Atau boleh jadi pula ada yang tidak menaruh ekspektasi apapun, ternyata berhasil meraih posisi yang tida

Menuju 23 tahun. #Anne23

Kurang dari satu jam usiaku 23 tahun. Ada banyak rasa takut, ragu, khawatir, dan lebih dari semua itu aku sangat ingin menangis. Sejak dua bulan belakangan ini bertambah usia menjadi hal yang mengganggu fikiranku. Entah mengapa  angka begitu menyeramkan, juga membuat gusar. Puncaknya malam ini, setelah berbagai distraksi akhirnya aku menangis. Benar-benar menangis sampai mataku bengkak. Aku belum siap menjadi dewasa. Aku belum siap menjalani kehidupan orang dewasa. Begitu kusimpulkan. Bukan. Bukan soal bersikap kekanakan. Aku adalah orang yang jauh sekali dari kekanakan atau manja. Aku pribadi yang dewasa dalam banyak hal. Bahkan aku sudah mulai mampu mengelola emosi (meski tetap berjuang), bukti bahwa aku mendewasa. Aku belum siap menjadi dewasa, meski aku dinilai sebagai sosok yang dewasa bagi orang-orang yang mengenalku cukup baik (atau bahkan tidak). Aku hanya belum siap menjalani kehidupan orang dewasa. Terlepas dari semua targetan, rencana masa depan, ak