Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

tidak bisa lari.

Teringat aku waktu kecil dulu, rasanya aku belum sekolah. Aku menginap di rumah nenekku. Aku memang cucu kesayangan dari kecil, cucu pertama, perempuan, dan menggemaskan pula. Jadi sewajarnya saja aku dekat dengan nenekku. Seingatku malam itu aku sudah bertekad akan tidur di rumah nenek, usiaku empat tahun sepertinya, tidak harus selalu tidur dengan Mama. Seharusnya malam berlalu indah, aku tidak kesulitan tidur. Kemudian, aku mimpi buruk dan menangis sejadi-jadinya. Parahnya, aku berlari sekuat tenaga menuju Mamaku, yang waktu itu kami tinggal di rumah Uwo (Ibu Mama). Jaraknya memang tak jauh, rasaku tak sampai satu kilo, atau mungkin lebih ya? Nanti kuperiksa lagi. Akan tetapi, anak kecil lari bertelanjang kaki menangis sambil memanggil mamaku. Dramanya lagi, nenek ternyata mengajarku dari belakang, "Ane... Anee..." katanya. Ternyata juga Atuak mengejar dengan sepeda. Wah malam itu sepertinya keos sekali. Aku ingat setibanya di rumah Uwo Mama menenangkanku, aku teringat nen

rasa sedih dan luka masa kecil.

Aku ga yakin bisa selesai menulis ini dengan baik, ga yakin dengan penggunaan bahasa yang kupilih, jangan lagi majas pun kata konotasi. Aku menulis dengan perasaan sedih dan hati yang hancur. Tentang hal yang sudah lama kurasakan, tentang trauma masa lalu yang ternyata sampai hari ini belum terselesaikan. Hari ini aku menonton video yang membuat hatiku hancur, menangis begitu kencang, sampai saat ini, di malam hari aku masih menangis. Video ini tanpa sengaja muncul di instagramku, isinya tentang anak yang diedukasi ibunya untuk tidak merasa sedih bila ada temannya yang mengejeknya karena giginya lebih besar ukurannya daripada ukuran gigi anak normal biasa (giginya besar dan maju), ia bilang kalau ada yang mengejek ia merasa sedih dan di akhir video dia minta maaf untuk giginya yang jelek dan memohon untuk tidak berkata buruk tentang giginya tersebut. Aku sedih sekali, aku langsung menangis (sampai sekarang masih). Padahal aku tahu tidak perlu mengasihani anak tersebut, karena dia memil

dunia begitu jahat

Dunia ini terlalu jahat untuk anak-anak. Gimana ya caranya biar anak-anak bisa aman? Aman dari orang jahat, aman dari perundungan, aman dari kejamnya dunia. Aku takut  Konteks  https://www.instagram.com/reel/Cid9eBshu6R/?igshid=YzA2ZDJiZGQ=

Catatan Seorang Kakak.

Kalau mengikuti mauku, aku ingin menikah 2-3 tahun lagi, mungkin mendekati usia 30. Rasanya masih kurang sekali waktuku dengan adik-adikku. Tidak melihat mereka tumbuh besar, Tidak melihat mereka berkembang Tidak punya banyak waktu memperhatikan mereka satu per satu Mungkin menjadi anak pertama dari enam bersaudara begitu berat Begitu ramai Begitu penuh perjuangan Menjadi anak pertama dengan adik-adik yang masih kecil, rasanya aku selalu kurang Selalu kurang memberi mereka perhatian Selalu kurang memberi mereka kasih sayang Selalu kurang memberi mereka uang Selalu kurang memberi mereka kesempatan  Kalau mengikuti mauku, ingin aku lebih lama bersama mereka Mendengarkan cerita mereka Menjadi tempat mengadu, tempat belajar Aku begitu jauh Tidak bisa melihat mereka tumbuh besar Tidak bisa membersamai hari mereka Aku berhutang maaf kepada adik-adikku Pada Aji yang banyak berkorban untukku Pada Ara yang jarang aku perhatikan sejak adik kami bertambah setiap tahun Pada Jana yang begitu sulit