Langsung ke konten utama

Cerita Untuk MANIS

I wanna share something guys, hope you like it ❣

Seorang teman bertanya padaku ketika kami memasang kaos kaki setelah sholat di mushola kampus.
Ia penasaran kenapa tiba-tiba aku berubah
Yang selalu memakai jeans, berganti rok, bukan lagi rok-rok ketat berbelahan tinggi menampakkan betis seperti dulu lagi, rok lebar.. panjang..
Yang biasanya memakai kaos ketat, kemeja pas body berganti atasan longgar, tidak semodis dulu lagi.
Dia ingin tahu alasan hijrahku.

Aku bingung harus menjawab apa. Karna ketika aku memutuskan untuk hijrah, tak perlu banyak alasan bagiku.
Ketika aku sudah memutuskan untuk hijrah, semesta mendukung untuk aku segera berubah.
Namun, akhirnya kutemukan jawaban termanis yang bisa kuberikan saat itu.
"I just wanna be the best versions of myself, I know my self since years ago, but I realized I'm not trying to be the best version of me"
Begitu kataku.

Temanku mengernyit, bukan karna ia tak tahu arti dari perkataanku. Ia hanya belum memahami arah dari perkataanku.
Akupun tersenyum.. lalu kujelaskan suatu hal padanya.
Aku tahu aku siapa, passionku, kesukaanku, apa-apa yang bisa membuatku bahagia, menyenangkanku, apa yang menyakitiku, apa yang membuatku kesusahan. Tapi ternyata aku tidak melakukan hal optimal untuk melakukan hal terbaik bagi diriku sendiri.

Contohnya ?

Aku sadar aku suka dan memiliki passion menulis, namun aku malas berlatih. Jadilah kemampuan menurun
Aku tahu aku tidak bodoh, namun aku acuh tak acuh dalam kelas. Jadilah IP ku pas-pasan.
Aku tahu aku bisa berkontribusi banyak hal pada lingkungan sekitarku, namun aku masih saja berorientasi pada kesenangan. Jadilah yang kubagi tidak selalu optimal.
Aku tahu, bahwa pakaianku salah. Aku tahu kewajiban perempuan menutup aurat. Namun aku tak peduli, jadilah aku membiarkan lelaki menikmati tubuhku dari pandangan mereka. Jadilah aku memurahkan diriku sendiri.

Untuk semua yang menyangkut diriku, jelas memamerkan aurat adalah kebodohan terbesarku. Versi yang paling buruk dari diriku. Dan bersungguh menutup aurat adalah versi terbaik yang bisa kulakukan untuk diriku.


Akhirnya, setelah aku bertekad untuk melakukan yang terbaik dari diriku semua menjadi lebih indah..
Tidak ada lagi setengah-setengah dalam berkarya
Kembali menjadi mahasiswa aktif di kelas
Terus berkontribusi dalam kegiatan sosial
Tidak ada lagi hal-hal yang merugikan diriku sendiri. Because I always try the best, to be the best of me.

Bagiku, melakukan yang terbaik, bukan untuk membuat orang lain kagum. Bukan untuk pujian atau menyenangkan orang lain. Bagiku, melakukan yang terbaik adalah cara terbaik untuk bersyukur atas segala nikmat dan anugerah yang Allah berikan padaku.

Untuk kita semua, mari kita berkaca.
Sudahkah kita menjadi versi terbaik bagi diri kita sendiri ?
Sudahkah berbakti pada orangtua dengan cara terbaik yang kita punya ?
Sudahkah menjalin ukhuwah dengan perlakuan terbaik yang kita punya ?
Sudahkah menolong dengan kemampuan terbaik kita ?
Sudahkah belajar menjadi jodoh terbaik bagi jodoh kita ?
Sudahkah kita melakukan hal terbaik dalam mengasah bakat-bakat kita ?
Dan yang paling penting..
Sudahkah kita melakukan upaya terbaik sebagai hamba untuk memuja Allah, pencipta kita ?
Kalau masih banyak belumnya, mari kita sama-sama berbenah, dan mulai mendefenisikan hal-hal terbaik yang bisa kita lakukan.

Jika aku ditanya, apakah aku yang kalian kenal kini adalah versi terbaik bagi diriku ?
Jawabku, jelas belum.. masih banyak kurangku, masih banyak pembuktian yang perlu kutorehkan untuk diriku.
Namun percayalah, apapun yang kulakukan saat ini, kulakukan dengan sepenuh hati, untuk menjadi versi terbaik bagi diriku.
Karna pada akhirnya, yang menilai adalah Allah SWT, semoga kita tidak menjadi hamba yang ala kadarnya.

Anne, cewe yang hijrahnya telat, tapi gapapa telat lebih baik daripada ga samsek :))


Ps : if you've follow me on ig, you'll know I've written "I'm not tryn to impress anybody else, I just tryin to be the best version of myself" in the caption hehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau 2018

Dua pekan berlalu. Sampai saat ini aku masih biasa-biasa saja. Untuk itu ada baiknya kuceritakan saja cerita dua bulan penuh makna, dua bulan drama dengan manusia-manusia luar biasa. Kuliah Kerja Nyata judulnya. Judul yang boleh jadi berubah di akhir cerita. Baiklah kumulai saja kisahnya. Logo ! ___ Tim ini terbentuk sejak Januari lalu. Sudah lama sekali. Berbeda dengan KKN Reguler yang pendaftarannya dimulai sejak semester genap 2017/2018, pengumuman pembentukan Tim KKN Tematik dijadwalkan selesai sebelum akhir semester ganjil. 6/10 (awalnya : Aku; Geliska; Nada; Fany; Fadhel; Budi) dari kami adalah alumni JSP ( baca di sini ). Sisanya merupakan tim rekrutan oleh Fadhel (Diyah & Zaki), Rizki (Nada), Adi (Geliska). Sebagai manusia yang tidak sulit bergaul dan berteman, buatku tak soal. Selanjutnya bisa kau tebak, kami bertemu lalu mencari desa kemudian merancang program kerja dan ya jadilah ia sebuah Tim KKN TEMATIK Desa Sungai Ara, Kec. Kempas, Kab. Indragiri Hil...

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul...

Lebaran Monyet

Aku lupa saat itu kami membahas apa. Entah sesuatu yang kujanjikan, atau yang benar-benar ia harapkan Tapi satu yang jelas kuketik di whatsapp adalah "Tunggu saja sampai lebaran monyet" Kau pasti pernah mendengar kan ungkapan tersebut ? Banyak ungkapan sejenis seperti "Tunggu saja sampai bulan jadi dua" atau "Tunggu saja sampai Eminem ngeluarin album religi" atau  "Tunggu saja sampai Justin Bieber duet bareng Opick nyanyiin lagu dangdut" Ya sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi, hanya sedikit kemungkinannya atau bahkan akan menunggu sangat lama Menanggapi lebaran monyet tersebut bukan lah kesal atau protes darinya yang kudapat Melainkan sebuah foto yang membuatku tertawa terbahak-bahak Lebaran Monyet " Itu lagi lebaranan" Balasnya. Aduh ingin sekali kupeluk ia saat itu juga Menggemaskan sekali