Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Anak kecil

Aku pernah dengan sungguh-sungguh jatuh hati padamu. Sungguh ingin memilikimu Sungguh ingin membersamaimu Aku pernah dengan sesungguhnya aku berharap bisa menjadi bagian dari dirimu Sebuah bagian yang tak terelakkan, harus selalu denganmu Aku pernah mengiba, mengemis kepada tuhan kita Aku sungguh ingin dirimu Aku pernah begitu, dulu Lama engkau menghilang Lama aku tak tau kabar Dan pada akhirnya, tak sengaja aku memulai.. Kembali kudengar suaramu Kembali kurindu Ah, aku hanya berangan semu Aku adalah aku, tak berubah di matamu.

Your Call - Secondhand Serenade

Aku menemukan lagu yang sangat indah di file komputer jinjingku. Mungkin kau sudah pernah mendengarnya. Lagu ini sudah cukup lama Akupun tahu siapa penyanyinya Tapi kali ini, pertama aku memutar melodi ini. Setelah sekian lama lagu ini ada disini. Hampir satu tahun mungkin. Memang bukan aku yang mengunduhnya Kudapatkan saat terakhir meng install komputer jinjing lalu. Tiba-tiba sudah ada data, yang aku tak tau milik siapa. Data-data tersebut kuhapus, tersisalah folder musik, yang hampir semuanya favoritku. Sheila On 7, Iwan Fals, Naff, Peterpan, dan banyak lagi. Beberapa waktu lalu, aku menyortir lagu-lagu yang tak sering kudengar. Tersisa beberapa lagu yang tak ku kenal, tapi kusuka judulnya, Salah satunya lagu milik Secondhand Serenade. Lagu yang membuatku tersenyum sepanjang mendengarnya Bagian kesukaanku adalah "I was born to tell you I love you" Membawa kebahagiaan tersendiri ketika mendengarnya Indah sekali rasanya Aku jatuh cinta Bisakah kau mene

Sariawan + Matte Lipstick

Ada sariawan di ujung bibir bawah sebelah kananku. Pedih sekali Sangat mengganggu Rasanya ingin kesal, Tapi rasa sakit tak boleh diumpat bukan ? Jadi aku syukuri saja Memakai gincu matte kesukaanku seperti biasa, lalu tersenyum menikmati indahnya dunia

;

Kau terus menerus meyakinkan dia Atas dusta yang tak sengaja kau ucap Memang benar bukan kau ingin melukainya Tapi tetap saja Ia sudah terluka Kau tau bagaimana hatinya Bukan kemarin sore kau menjadi kekasihnya Kau masih memberi pembenaran Atas kata yang mengundang airmata Kau tau hatinya rapuh Meski ia selalu bersikap tegar di hadapanmu Bahkan kau tau ia menangis Tanpa perlu kau lihat pipinya Atau isakan Atau bahu yang bergoncang Kau sangat mengenalnya Kau tau ia, segala tentangnya Bukankah sudah banyak yang kalian lewati ? Kau mengerti dia Lalu, mengapa masih saja kau buat ia terluka?

Di Halte

Sepertinya halte memang tempat terbaik untuk menunggu Selain bus tentu saja. Pernah tidak menonton drama atau sinetron atau film dengan scene seorang gadis menunggu kekasih di halte ? Aku yakin kau pasti pernah. Kebanyakan cerita memang begitu. Halte memang begitu. Aku punya banyak cerita di halte Cerita yang sama soal Menunggu Pernah aku di halte satu jam bahkan lebih, menunggu bus Pernah aku di halte hanya duduk Pernah juga aku di halte hanya sejenak singgah, sembari berfikir bus mana lagi yang kan kunaiki, secara acak tentu saja Atau seperti saat ini, menunggu kekasih menjemputku Halte itu tempat perhentian Kemana kaki kan melangkah Bisa saja sesuai inginku Atau tanpa kesengajaan Di halte juga banyak bisa diambil nilai kehidupan Tingkah laku manusia Wajah-wajah lusuh nan letih Suara bayi Aku rindu di halte yang sesak Yang ramai oleh pikiran mengambang Semoga saja aku punya cukup waktu untuk kembali berpetualang, dan singgah sejenak Di halte 09.06

Nenten Bogbog, Nenten Korupsi

Setuju tidak, jujur itu harus dibiasakan ? Menurutku, jujur adalah sesuatu yang tidak akan bisa kita lakukan tanpa dibiasakan. Mungkin kau heran kenapa tiba-tiba aku bicara soal jujur. Tidak, aku bukan baru saja dibohongi yang pada akhirnya patah hati. Aku tidak sedrama itu. Biar kuceritakan Beberapa hari lalu aku menjadi panitia relawan dalam "Integrity Expo" di Kediaman Gubernut Riau. Expo ini merupakan salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Riau adalah provinsi pertama yang menjadi tuan rumah di luar pulau Jawa. Luar biasa sekali bukan? Sebagai panitia relawan tidak terlalu banyak job desk yang kami miliki. Mengantarkan kudapan, makan siang dan makan malam ke setiap boot/rouder  , lalu memberikan informasi dan arahan kepada pengunjung (lokasi toilet, mushola, boot   instansi), serta yang paling penting menghimbau pengunjung agar menjaga kebersihan.

Kulit Mayat

Kulitku pucat sekali. Seperti mayat Terkadang ngeri ketakutan aku dibuatnya Seakan tak ada aliran darah disana Aneh memang Padahal itu kulitku Sudah dari dulu begitu Tapi tetap saja pada beberapa saat tertentu aku bisa bergidik Kaget Lucu juga kalau diingat ketika aku hampir berteriak melihat kakiku Aku tertawa geli saat ini Kau percaya tidak, aku pernah takut melihat wajahku di cermin Pasti kau sedang menerka, memangnya aku seseram apa Ah, jangan terlalu ingin tahu Nanti menyesal HAAHAHAHAHAH Sudah ya, aku sedang sedikit gila

][

Ada luka yang tiba-tiba terasa. Ngilu. Airmata ingin tumpah Ingin sekali ku menghilang Ingin sekali ku menjauh Rasanya begitu hampa Tak ada bahagia Jenuh Muak Lelah dengan semua.

-----

Kau berjumpa dengannya Tak sengaja Ia tertawa Kau senang melihatnya Ingin kau tegur ia Sekedar berjabat tangan, mengakrabkan diri lagi seperti sedia kala Tapi kau urung langkahmu, Sejenak kau kaku Ia sudah sangat berbahagia Dengan orang-orang yang mengasihinya Susah payah kau tahan airmata Tak mungkin engkau mengiba Tak mungkin kau datang lagi Kau tak ingin buatnya kembali luka Kau terus berjalan Masih berpura-pura Pertanyaannya, Sampai kapan kau bisa bertahan ?

----

Ada hampa yang tersisa Saat kau lihat wajahnya untuk yang terakhir Kau bahkan tak ingin mengingat lagi Atas luka yang tersebab oleh senyummu Oleh tuturmu Dia telah pergi Kau tatap jejaknya nanar Sekali lagi kau kehilangan Tapi kau masih saja diam Kau tak mencarinya Tak ingin membersamainya Kau hanya diam. Terpaku dalam kenangan.

---

Dia ternyata masih berdiri. Dia masih disana Kau ingin peduli Tapi terlalu tinggi hati. Kau masih sibuk sendiri. Menatap dalam diam Apa lagi yang kau tunggu ? Bukankah airmatamu sudah begitu banyak kau beri ? Ia masih di sana. Kau ingin hampiri. Tapi tetap saja engkau diam. Hanya diam. Ia menghilang

--

Ada yang hanya bisa melihatmu diam-diam Dari balik kacamatanya Pura-pura sibuk bercengkerama dalam lingkarannya Tapi sungguh jika kau tau, hanya engkau lah yang ada di pikirannya Terpecah belah kenangan Ingatan akan lara Yang berawal dari asa Mungkin kau bisa berpura-pura tak acuh Meski kau rasa hujaman tatap Langkah yang ingin mendekat Kau bisa terus berpura-pura Bahkan jika kau ingin, kau boleh tak mau tau akan kehadirannya. Kau bisa terus diam Atau kau memang akan terus diam ? Lalu tanpa kau sadari, dia menghilang. Tanpa kau sadari, kau menoleh di tempat ia selalu berdiri Kau mencari-cari Tapi dia sudah pergi.

-

Ada airmata yang menetes tiba-tiba. Entah apa. Entah mengapa. Lagu sendu semua Hati hampa Langit gulita Sesak di dada Hambar tawa Ingin pergi saja Seakan ada yang hilang, ada yang sirna Aku tak bisa menerka Lautan duka.

Koordinator

Selepas makan siang tadi aku ke Gedung Daerah Provinsi Riau yang terletak di kawasan Rumah Dinas Gubernur. Datang ke sini bukan untuk main-main. Aku mengikuti rapat untuk membahas expo yang akan diadakan pada tanggal 8-10 Desember nanti dalam rangkaian acara Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) yang tahun ini Riau menjadi tuan rumah. Bukan. Aku bukan petinggi atau anak muda hebat yang menjadi panitia inti sehingga perlu untuk hadir di rapat bersama KPK ini. Pasalnya, aku dan 29 relawan muda Riau lainnya akan menjadi LO selama kegiatan ini berlangsung. Sebagai panitia kecil, tentu kami memiliki seorang koordinator yang akan mengatur dan memberi arahan kepada kami. Dan soal koordinator, ternyata koordinator kami adalah seseorang yang cukup ku kenal kiprahnya. Yah meski tidak di dunia nyata. Beliau adalah seorang aktivis kampus. Kritis. Cerdas. Berani. Hebat sekali. Tapi ternyata dia tak seperti yang kukira. Dia tak sesangar imajiku Tak seperti saat ia berorasi Dia

TOT Pemuda Anti Narkoba Se Provinsi Riau

Sudah Desember. Menghitung hari menuju tahun baru. Saat-saat evaluasi diri. Capaian. Kegagalan. Prestasi. Saatnya sibuk. Mengawali bulan terakhir di tahun 2016 ini aku mengikuti Traning of Trainer (TOT) Pemuda Anti Narkoba Se Provinsi Riau yang diadakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau. Aku perwakilan dari STAR PKBI, youth center dari PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) tentu saja. Jika kau tak tau apa itu PKBI pun STAR PKBI, nanti akan kuceritakan. Yang pasti saat ini aku, si anak bawang, adalah pengurus dari PKBI RIAU yang kelihatannya yang paling muda. Sebelum penghujung November, bang Andre yang merupakan Kepala Program PKBI dan Kak Gizka, ketua dari STAR PKBI itu sendiri menanyakan kesediaanku untuk ikut kegiatan ini. Barang pasti ku iya kan. Ini adalah kesempatan bagus bagiku untuk mengembangkan diri. Belum lagi kesempatan untuk menjadi penyuluh narkoba di Riau ini. Ilmu dan teman-teman baru tentu saja, hal yang selalu