Langsung ke konten utama

Duta GenRe Pekanbaru 2017 : Sebuah Awal

Sudah sejak di bangku SMA.
Saat itu hanya keluhan yang terucap "Ah masa cuma untuk anak kuliahan" yang kemudian menjadi tekad "nanti kalau sudah jadi mahasiswa harus ikut dan menang"

Mungkin itu sedikit dari sekian banyak alasan kenapa aku tertarik untuk menjadi Duta GenRe. Menjadi ikon dari program GenRe yang sudah akrab denganku sejak SMA dulu. Dulu namanya Duta Mahasiswa GenRe, memang untuk mahasiswa saja. Lain dulu lain kini. Semua memiliki peluang untuk memberikan kontribusi pada negeri.

Perjalananku menjadi Duta GenRe tidak semudah yang dibayangkan. Ada serangkaian proses dan kegagalan yang menguatkan. 

Aku pernah gagal. Lalu menangis. Kau bahkan bisa mencari tulisan tentang kegagalanku di postingan terdahulu.
Aku bersyukur tidak patah semangat. Aku bersyukur tidak berhenti.

Tulisan ini akan lebih banyak berisi tentang mereka yang (mereka sadari atau tidak) berperan dalam pencapaian ini.

Untuk semua yang menemani aku berproses kuucapkan terimakasih. Terimakasih dari palung hati terdalam.


Terimakasih kepada STAR PKBI Riau. Bang Andre, Kak Gizka, Kak Tami, Bang Emon, yang selalu memberi kesempatan untuk belajar. Terimakasih untuk pertanyaan "Ane ada agenda tanggal xxxx ?". Semua kesempatan adalah proses bagiku untuk terus mengasah kemampuan. Jika ada yang bertanya kenapa tiba-tiba aku mahasiswi perikanan bisa membahas substansi GenRe dan isu HKRS dengan lancar, inilah jawabnya. Mereka selalu memberiku kesempatan untuk terus menggali potensi diri.
Untuk bang Andre, terimakasih atas semua pembelajaran (yang kuambil diam-diam)
Untuk Kak Gizka dan Kak Tami, terimakasih atas semangat, terimakasih jadi kakak yang baik hati, terimakasih sudah repot-repot saat grandfinal, ku sayang kakak kakak berdua...
Untuk bang Emon, makasih udah baik hati pas presentasi kemarin HIHIHI
Terimakasih banyak, karena sesungguhnya proses ini menjadi lebih bermakna ketika STAR melibatkan Ane di dalam setiap kegiatannya.

Kemudian untuk teman-teman PIK M Sehati. 
Untuk Kak Cika, terimakasih sudah memberi pandangan pada diri ini.
Untuk Ramja, terimakasih sudah memberi semangat. 
Untuk Bang Heru, terimakasih sudah mengerti dan berbagi ide yang sungguh luar biasa. Terimakasih sudah menjadi pembina paling baik untuk kami.
Untuk bang Nanda, terimakasih atas waktu dan ide dan perhatian di sela kesibukan dinas dan panitia acara
Untuk semuanya, Fika, Vini, Winda, Kak Vika, Kak Iyin, Ihsan, Rachman (Wawan), Bang Rio, Kak Cantika, Kak Riani dan teman-teman yang sudah berproses bersama. Tanpa kalian kemenangan ini tidak akan berarti banyak.

Untuk teman-temanku yang pulang duluan.
Panji Reggi Edom + MTH (Zaza Reni Ririn Icak Sari Dinda -Dila)+ Iqbal dan Aufa, yang mendukung dan mendoakan. Terimakasih sudah heboh di luar sampai ditegur Mas Joko. Terimakasih sudah datang setelah selesai UTS Produktivitas Perairan meskipun pulang duluan. Yang penting udah foto bareng yay ! Terimakasih sudah menunggu dan terus memantau dari instastory (kerenlah Kak Gizka dan Zaza). Ku beruntung punya kalian semua !!

Terakhir untuk Rizki. Terimakasih sudah menjadi tempat bersandar ketika gagal. Terimakasih sudah menemani berproses. Terimakasih untuk semua semangat, dukungan, dan "cemeehan". Terimakasih sudah bersabar. Semoga yang kita perjuangkan saat ini menjadi manis: dengan jalan dan cara kita masing-masing.


Kemudian kepada Mama..
Terimakasih saja tidak cukup. Yang membuatku kuat dan tenang adalah doa Mama. Yang membuatku yakin adalah "doa Mama dan Papa selalu buat kakak"
Semoga ini cukup untuk membuat mama dan papa bangga.


Ini adalah awal bagiku.
Semoga terus diberi kesehatan dan dipermudah langkah untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Pekanbaru.

Anne, Duta GenRe Putri Pekanbaru 2017


________________________________________

Baca kisah lengkap dari Ajang Kreatifitas Remaja Pekanbaru 2017 :


Orang-orang yang Berproses

Orang-orang yang Berusaha Menampilkan Hal Terbaik (1)

Orang-orang yang Berusaha Menampilkan Hal Terbaik (2)

Orang-orang yang Berusaha Menampilkan Hal Terbaik (3)

Orang-orang yang Memetik Hasil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne