Sebenarnya sudah lama aku ingin menulis tentang kisah ini.
Cerita tentang teman-temanku
Memasuki kampus, aku mencoba untuk berteman dengan siapa saja
Tidak memilih dalam bergaul, bersikap baik semampuku
Serta terus ramah, dan tidak memihak pada golongan tertentu.
Untuk kalian yang satu fakultas denganku, pasti sering melihat aku dan teman-temanku di lingkungan kampus. Entah itu sekedar duduk di halaman DPR, di Kantin Bang Ade, Kantin Biro, Laboratorium, atau hanya sekedar berpapasan satu dua kali.
Kami memang selalu bersama.
Oke, tidak juga. Hampir selalu bersama.
Aku pun yakin, pasti kalian mengira ini adalah "geng" atau "kelompok apatis" atau apalah. Terserah.
Tapi sungguh, ini tidak seperti dugaan kalian.
Kami berteman baik. Hampir selalu bersama. Tapi bukan kelompok apatis yang merasa eksklusif.
Kami menegur siapa saja, berteman dengan siapa saja. Tidak memilih dalam bergaul.
Aku harus tekankan sekali lagi, kami berteman baik. Bukan kelompok apatis.
Bukankah wajar jika kalian akrab dengan beberapa orang ? Selalu bersama karena nyaman ?
Baik, aku terlalu emosional memang membahas ini. Nanti kuceritakan kenapa.
Kembali lagi pada judul.
Aku lupa asal muasal nama tersebut, entah kapan dimulainya.
Mungkin lebih baik jika kudeskripsikan dulu seperti apa mereka.
⏬Panji
M. Panji Anom Suroto nama lengkapnya. Anak umi dan (alm) abah yang dilarang manjat. Maklum anak bungsu. Satu-satunya anak Kampar yang tidak bisa berenang yang pernah kukenal. Pertama kali jumpa saat PKA BAKSO Fakultas, sama-sama suka puisi. Orang yang lucu dan bijaksana. Wangi selalu, rapi selalu. Jago ngerujak !! Pinter masak. Pinter ngaji, rajin solat. Udah pas. Well singkatnya suami idaman HAHA. Kisah asmaranya ? Hm lumayan suka berpetualang, tapi kalo udah sayang pasti diperjuangin wk
⏬Reggi
Reggi Fahrezzy. Anak Pekanbaru dari lahir. Paling jago ngehina. Tapi baik kok ! Pertama kali jumpa pas upacara, aku sok kenal nyapa (hehe yadong kan biar ada temen). Bibirnya tipiiis banget bisa senyum segaris wk. Atlet voli, anak teater ? Pendengar yang baik. Selera musiknya bagus. Kisah cinta ? Tragis. Tragisnya ? Udah jangan ditanya, nanti aja bikin postingan baru hehe
⏬Edom
M. Edom Rifai, si medan yang coool banget. Pendiem, pinter, jago soal komputer. Mageran ? Hm apalagi ya. Paling susah diajakin kemana-mana. Kalo siang panas, pas malam ngantuk HAHAHA doi emang cakep, banyak yang naksir tapi yaaa setia orangnyaaa sama pacarnya yang udah jalan 2 tahun meski LDR tapi tetep awet wk. Kalo mau curhat, diawali dengan "mau baca ga " trus yaudah screenshot chat dikirim sampe kelar.
Rasaku cukup. Nanti kalau ada protes dari yang bersangkutan akan kutambah.
Semester tiga sudah berlalu.
Sejujurnya semester ini sangat berkesan bagiku, bagi kami.
Semakin lama kalian berteman, semakin terlihat sifat asli dari teman kalian, dan itu adalah saatnya untuk memutuskan apakah akan bertahan menerima kekurangan, atau mencari kawan baru.
Sering terjadi pertikaian.
Apalagi aku, satu-satunya perempuan yang pasti egois
Belum lagi kesibukanku yang memang membuat kami jarang menghabiskan waktu bersama.
Kesalahan-kesalahan berulang
Hah lucu jika mengingat ketika aku dan mereka tidak bertegur sapa
Yang paling manis adalah sifat yang mau memaafkan kesalahan.
Menerima kekurangan satu sama lain
Saling mengingatkan
Saling menyemangati
Sangat beruntung aku punya kalian.
*nanti di edit lagi, maklum lewat ponsel
Cerita tentang teman-temanku
Us : akhir semester 3 |
Memasuki kampus, aku mencoba untuk berteman dengan siapa saja
Tidak memilih dalam bergaul, bersikap baik semampuku
Serta terus ramah, dan tidak memihak pada golongan tertentu.
Untuk kalian yang satu fakultas denganku, pasti sering melihat aku dan teman-temanku di lingkungan kampus. Entah itu sekedar duduk di halaman DPR, di Kantin Bang Ade, Kantin Biro, Laboratorium, atau hanya sekedar berpapasan satu dua kali.
Kami memang selalu bersama.
Oke, tidak juga. Hampir selalu bersama.
Aku pun yakin, pasti kalian mengira ini adalah "geng" atau "kelompok apatis" atau apalah. Terserah.
Tapi sungguh, ini tidak seperti dugaan kalian.
Kami berteman baik. Hampir selalu bersama. Tapi bukan kelompok apatis yang merasa eksklusif.
Kami menegur siapa saja, berteman dengan siapa saja. Tidak memilih dalam bergaul.
Aku harus tekankan sekali lagi, kami berteman baik. Bukan kelompok apatis.
Bukankah wajar jika kalian akrab dengan beberapa orang ? Selalu bersama karena nyaman ?
Baik, aku terlalu emosional memang membahas ini. Nanti kuceritakan kenapa.
Kembali lagi pada judul.
Aku lupa asal muasal nama tersebut, entah kapan dimulainya.
Mungkin lebih baik jika kudeskripsikan dulu seperti apa mereka.
⏬Panji
Me x Panji |
⏬Reggi
Me x Reggi |
⏬Edom
Me x Edom |
Rasaku cukup. Nanti kalau ada protes dari yang bersangkutan akan kutambah.
Semester tiga sudah berlalu.
Sejujurnya semester ini sangat berkesan bagiku, bagi kami.
Semakin lama kalian berteman, semakin terlihat sifat asli dari teman kalian, dan itu adalah saatnya untuk memutuskan apakah akan bertahan menerima kekurangan, atau mencari kawan baru.
Sering terjadi pertikaian.
Apalagi aku, satu-satunya perempuan yang pasti egois
Belum lagi kesibukanku yang memang membuat kami jarang menghabiskan waktu bersama.
Kesalahan-kesalahan berulang
Hah lucu jika mengingat ketika aku dan mereka tidak bertegur sapa
Yang paling manis adalah sifat yang mau memaafkan kesalahan.
Menerima kekurangan satu sama lain
Saling mengingatkan
Saling menyemangati
Sangat beruntung aku punya kalian.
*nanti di edit lagi, maklum lewat ponsel
Asiikk ^^ adaa akoohh ;p
BalasHapus