Langsung ke konten utama

Keajaiban Doa

Aku baru saja selesai membaca yasin
Jangan, jangan berprasangka aku ingin kau puji
Sungguh tidak sama sekali
Karna aku ingin berbagi cerita malam ini, selagi menanti isya
Surah Yasin memiliki kenangan khusus bagiku, ayat-ayatnya yang berarti sekali bagiku
Sebelumnya surah ini jarang sekali kubaca, dulu hanya setiap pagi jumat di sekolah (yang memang wajib) tapi kerap pula aku bolos di jam tersebut, nongkrong di kantin dan lari sambil tertawa saat guru BK atau wakasek berkeliling sekolah
Oke skip
Jadi masuk akal kan kalau kubilang aku tak hapal?
Tapi ini bukan soal hapalan.
Kakekku sakit.
Sudah bertahun, dan semakin parah.
Anak-anak beliau sudah mengupayakan yang terbaik. Bisa kujamin. Moril dan materi. Apa saja agar beliau bisa sembuh.
Yang kulakukan ? Tentu hanya berdoa di antara solatku yang langkau.
Setelah lebaran, penyakit beliau semakin parah. Kritis sekali. Makan hanya sedikit.
Ma Ii (Kakak tertua papaku) yang memang agamis saat itu sedang bercerita di rumah, bagaimana keadaan beliau.
Masih jelas kuingat pesan Ma Ii saat itu
"Baco yasin untuk atuak yo ne, doakan supayo sembuh"
Bahkan kami berencana untuk yasinan setiap malam minggu, yang tak pernah terlaksana
Namun pesan dari Ma Ii itu benar-benar kuingat. Amanah yang harus dijaga.
Akhirnya pada malam harinya, setelah magrib aku dan mama mulai mengaji, membacakan yasin untuk kesembuhan kakekku.
Sebenarnya sulit sekali mengaji bersama mama. Bacaan qurannya sangat sempurna. Tajwid pun irama. Aku ? Tajwid benar semua saja sudah sangat luar biasa rasanya.
Doa yang mama sebut sebelum memulai membaca yasin adalah :
"Ya Allah, kalau memang atuak diberi umur panjang, maka sehatkanlah ia sesehat-sehatnya. Namun apabila tidak, maka cabutlah nafasnya, akhiri rasa sakitnya"
Dan doa itulah yang selalu kuulang.
Selalu kusebut setiap akan membaca yasin, sehabis magrib. Doa itulah yang bisa membuat meneteskan air mata.
Karna sungguh, ketika aku melihat tante-tanteku, melihat kesedihan di wajah mereka benar-benar membuatku turut bersedih.
Melihat upaya mereka seakan sia-sia
Berapa uang yang habis, meski kutau tak mereka pikirkan mengingat cinta dan kasih ayah mereka.
Melihat waktu yang seakan melambat
Dan doa-doa yang langitpun mungkin lelah menampung.
Hampir tiga bulan aku mengulang yang sama (jika tanggal merah juga dihitung)
Rasanya sangat akrab dengan surah yasin
Rasanya aku sudah hapal
Ketika membacanya semua mengalir begitu saja dari mulutku
Kemudian, akhirnya doaku dijawab
Masih jelas di ingatanku
6 Oktober 2016
Pukul dua siang lewat papaku menelfon
Memberi kabar yang buatku teteskan air mata
"Atuak lah indak"
Ya hanya itu kata papa
Aku langsung gelagapan
Mencari travel, packing seadanya
Dan pamit pada teman-teman serta senior, karna sorenya akan ada rapat bersama senior untuk urusan kampus, dan Sabtu bersama alumni.
Dan aku, sebagai Permaisuri angkatan merasa tak enak hati dan merasa tak bertanggung jawab.
Tapi sungguh, aku merasa lega.
Lega karna akhirnya derita beliau berakhir.
Meski kepedihan tetap berasa, melihat airmata dari keluarga.
Bumi seakan menangis
Hujan rintik di pagi kakekku dimakamkan.
Dan kini, kembali membaca yasin
Tak sengaja tadi aku mengulang doa yang sama
Hampir tertawa aku, tawa hambar penuh duka
Kudoakan kedua kakekku yang sudah tiada
Ya Allah lapangkanlah kubur kedua kakek hamba, jangan biarkan mereka diliputi kedinginan dan kegelapan, jauhkan mereka dari siksa api neraka, dan berilah mereka tempat terbaik di sisimu, amin..  "
Memang tak ada yang bisa mengingkari betapa ajaibnya kekuatan doa.
Surat yasin ini adalah pengingatku, bahwa tidak ada yang tidak bisa didoakan.
Sudah ya, isya sudah 7 menit yang lalu
Aku harus segera solat, sebelum mukena ini lepas dan setan menggerayang.
Ane, cucu tuak mongguang jo tuak simeh
Ps : Nama kakek pihak Mama : Marhanis Dt. Mangguang
Nama kakek pihak Papa : Masri
Kali aja ada yang mau doain hehehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne