Langsung ke konten utama

Diselidiki Akhwat

Hari ini seorang "akhwat" menatapku penuh makna. Aku tak heran, beberapa minggu terakhir ini aku memang menjadi sorotan para "akhwat" di kampusku.
Kau tak perlu tau masalahnya, intinya "ikhwan" yang menjadi ketua organisasi mereka memilih untuk menjadi pacarku. Jangan tanya padaku kenapa seorang alim mau menjadi pacarku atau memutuskan untuk berpacaran dengan gadis sepertiku.
Hei, aku bukan perempuan nakal. Aku bukan tipe perempuan brengsek. Tidak. Tidak seburuk itu.
Baiklah, kembali lagi kepada si "akhwat"
Aku tak tahu siapa namanya, jurusan apakah ia, tapi sepertinya aku pernah melihatnya, mungkin kami pernah berpapasan di mushola, saat aku sholat mungkin, atau di lingkungan organisasi. Entah aku juga lupa, tapi yang pasti aku tak kan lupa bagaimana cara ia menatapku.
Tatapan penuh rasa ingin tahu. Penuh selidik.
Kami tak sengaja hampir bertabrakan, aku hendak membuang sampah, yang kebetulan tong sampah terletak di dekat pintu wc mushola. Si akhwat terburu-buru keluar, jadi aku dan dia masih bisa saling memandang, aku tersenyum padanya, ia balas tersenyum. Ragu-ragu. Kubuang sampahku, lalu kembali pada teman-temanku.
Sekedar info, hari ini aku memakai rok batik span, yang ketat dengan belahan sampai ke betis. Yah memang betisku terpampang, putih. Kupadu dengan kemeja putih yang lumayan ketat. Memang berbeda dengan akhwat. Aku tak perlu minta maaf kan ?
Aku memandang ke belakang ketika berjalan menuju kelasku, kami sedang bercanda tawa, bahagia. Saat itulah aku tak sengaja bertemu pandang dengan si akhwat. Matanya fokus padaku, tanpa senyum disana. Sesaat aku bingung, tak mengerti kenapa ditatap seperti itu. Lalu aku teringat, akhir-akhir ini aku sedang diperbincangkan.
Mata penuh tanya, hasrat ingin tahu.
Mungkin ia ingin tahu seperti apa kepribadianku
Mungkin ia ingin tahu apa keistimewaanku
Mungkin ia ingin tahu apa yang kupunya
Hingga pada akhirnya seseorang bisa menjadi milikku.
Aku jadi bertanya-tanya
Apakah aku begitu hina ?
Sehingga aku tak pantas, tak patut.
Atau mungkin prinsip dan keteguhan hati yang beda membuat mereka merasa aku bukan apa-apa ?
Entahlah, sesungguhnya aku tak begitu peduli.
Hanya saja, aku tak sanggup bila terus dipandangi demikian.
Lebih baik datangi aku, ajak aku berbincang.
Mungkin kau bisa melihat sisi baikku...

20 September
20.55,
Anne yang merasa hina.

Komentar

  1. Hampir sama kaya aku tapi bedanya doi tidak jadi ketua, dan kami dekat dari semester satu tidak pacaran tapi sering jadi omongan yg lainnya,btw kita satu angkatan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai ! Aku baru lihat komentarmu.. semangat ya.. tetap lakukan hal yang benar di jalanmu, ikuti kata hati

      <3 Anne

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne