Langsung ke konten utama

#prayforgarut dan rupa manusia

29 September 2016
Hari yang cerah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Penggalangan dana untuk bencana misalnya
Pasti kau sudah tahu berita tentang banjir bandang di Garut bukan ?
Ah yang benar saja kau tidak tahu ? Astaga tinggal di goa bagian mana engkau......
Dua hari berturut-turut Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UR) melakukan penggalangan dana untuk bencana ini. Aku tak bisa ikut hari Rabu, jadilah hari ini aku beserta 20 orang Garda Inspirasi turun ke jalan, bukan demonstrasi ya...
Sebelumnya aku tidak pernah ikut serta dalam penggalangan dana. Dulu pernah membagi-bagikan masker saat Riau sedang diliputi kabut asap. Jelas sangat berbeda, jika saat itu aku memberikan bantuan kepada pengguna jalan, kali ini aku meminta sumbangan mereka untuk korban banjir.
Lelah ? Sudah pasti. Muka berdebu ? Jangan ditanya. Tapi bukan itu yang penting. Sini kuceritakan
"Pak, Bu, mohon sumbangannya"
Sambil memegang kotak dengan tempelan #prayforgarut di depannya aku tersenyum kepada pengendara mobil.
Aku tak pernah cemberut atau menampakkan muka kesal. Bukan sandiwara, tapi aku benar-benar senang melakukannya.
Melangkah dari satu mobil ke mobil lain, mengamati respon setiap pengemudi, lalu mengambil hikmahnya.
Manusia memang berupa-rupa.
Ada-ada saja.
Bisa membuatmu jengkel setengah mati, sekaligus ingin tertawa seperti orang gila.
Ada yang membuka kaca jendelanya, lalu memberikan uang ribuan.
Ada yang memanggil saat melihatku, tanpa ragu uang bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II dikeluarkannya.
Ada yang tersenyum dulu, lalu memberikan recehan
Ada yang mengajak ngobrol dulu, baru memberi uang.
Ah, uangnya tak penting untukku. Meski memang penting sekali.
Tapi yang membuatku terus bersemangat adalah untuk mengamati tingkah laku manusia.
Respect sangatlah penting.
Kau boleh saja sibuk.
Tapi jangan sampai respect mu kepada orang lain menghilang.
Banyak pengendara yang bahkan tak menoleh. Banyak yang sibuk dengan smartphone, banyak yang sengaja mengacuhkan.
Banyak juga yang sebelum kuminta sudah memberi isyarat untuk jangan meminta.
Ah manusia memang berupa-rupa.
Aku bersyukur sekali.
Bisa mengenal, dan bersabar hati...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau 2018

Dua pekan berlalu. Sampai saat ini aku masih biasa-biasa saja. Untuk itu ada baiknya kuceritakan saja cerita dua bulan penuh makna, dua bulan drama dengan manusia-manusia luar biasa. Kuliah Kerja Nyata judulnya. Judul yang boleh jadi berubah di akhir cerita. Baiklah kumulai saja kisahnya. Logo ! ___ Tim ini terbentuk sejak Januari lalu. Sudah lama sekali. Berbeda dengan KKN Reguler yang pendaftarannya dimulai sejak semester genap 2017/2018, pengumuman pembentukan Tim KKN Tematik dijadwalkan selesai sebelum akhir semester ganjil. 6/10 (awalnya : Aku; Geliska; Nada; Fany; Fadhel; Budi) dari kami adalah alumni JSP ( baca di sini ). Sisanya merupakan tim rekrutan oleh Fadhel (Diyah & Zaki), Rizki (Nada), Adi (Geliska). Sebagai manusia yang tidak sulit bergaul dan berteman, buatku tak soal. Selanjutnya bisa kau tebak, kami bertemu lalu mencari desa kemudian merancang program kerja dan ya jadilah ia sebuah Tim KKN TEMATIK Desa Sungai Ara, Kec. Kempas, Kab. Indragiri Hil...

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul...

Lebaran Monyet

Aku lupa saat itu kami membahas apa. Entah sesuatu yang kujanjikan, atau yang benar-benar ia harapkan Tapi satu yang jelas kuketik di whatsapp adalah "Tunggu saja sampai lebaran monyet" Kau pasti pernah mendengar kan ungkapan tersebut ? Banyak ungkapan sejenis seperti "Tunggu saja sampai bulan jadi dua" atau "Tunggu saja sampai Eminem ngeluarin album religi" atau  "Tunggu saja sampai Justin Bieber duet bareng Opick nyanyiin lagu dangdut" Ya sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi, hanya sedikit kemungkinannya atau bahkan akan menunggu sangat lama Menanggapi lebaran monyet tersebut bukan lah kesal atau protes darinya yang kudapat Melainkan sebuah foto yang membuatku tertawa terbahak-bahak Lebaran Monyet " Itu lagi lebaranan" Balasnya. Aduh ingin sekali kupeluk ia saat itu juga Menggemaskan sekali