Langsung ke konten utama

Amateur Moderator

Hari ini aku menjadi moderator di acara Seminar Nasional Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ditaja oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan BEM UR.
Ini kali pertama aku menjadi moderator di sebuah seminar. Sebuah pengalaman yang cukup mengesankan, mengingat pembicara kali ini luar biasa, jauh-jauh didatangkan dari Bandung dan memang ahli di bidang kecantikan. Ah ya, temanya adalah SEHATI "Solusi Perempuan Sehat Cantik Alami"

Pematerinya adalah sepasang  suami istri yang romantis sekali. Senang rasanya ketika melihat pasangan suami istri yang sudah lumayan lama pernikahannya masih bisa bersikap manis dan merayu sang istri. Semoga nanti aku juga begitu.
Bapak Ikhsan dan dr. Shelly namanya. Pasangan apoteker dan dokter kecantikan. Alumni farmasi ITB dan Kedokteran Unpad. Pasangan yang luar biasa bukan ?
Seperti seminar kebanyakan ilmu lah yang paling kunantikan, selain teman baru tentu saja. Hal-hal sepele seperti mencuci dan membersihkan wajah cukup menarik perhatianku kali ini.
Dan satu yang paling kusyukuri adalah banyaknya penanya. Antusiasme peserta begitu terasa, sampai-sampai aku kebingungan untuk memilih siapa saja yang berhak mengajukan pertanyaan. Alhasil 10 orang beruntung lah jadinya, mengingat waktu hampir zuhur.

Sebagai moderator amatiran kusadari banyak sekali kekuranganku. Banyak yang harus kuperbaiki. Terlepas dari persiapan yang sangat-sangat minim (bahkan tidak ada mungkin) karna aku baru tau dua jam sebelum acara dimulai (awalnya aku adalah MC, tapi mendadak diganti yang aku juga tak tau kenapa)
Tapi tak apa, kesalahan dan pengalaman hari ini harus bisa menjadi motivasi untuk kedepannya. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi aku bisa memoderatori sebuah seminar yang pembicaranya menteri.
Hehehhe aminkan ya !


Me as an Amateur Moderator


Ps : ada banyak bingkisan menarik untuk peserta. Huh sedihnya panitia tidak kebagian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Train to Busan (2016) Review & Sinopsis (+Spoiler) : i see human, but not humanity.

Sore tadi, aku menonton film yang sebenarnya sudah cukup lama ingin ku tonton. Bukan genre favorit sesungguhnya, namun cukup menarik minatku. Kebetulan teman se kosku, Elva ingin menonton film ini, tapi dia takut sendirian. Baiklah, cukup basa-basinya. Selamat membaca :) for more pictures search on google ;) Train to Busan adalah film asal negeri ginseng, Korea Selatan yang berhasil mengagetkan industri perfilman internasional. Tidak hanya sukses di negara terdekat saja, Train to Busan menggemparkan ranah film barat yang memang sudah sering mengangkat cerita serupa : ZOMBIE. Sebagaimana yang sudah kusampaikan di awal, film yang menampilkan zombie tidak pernah masuk dalam daftar tontonan favoritku. Aku sangat jijik melihat zombie yang berdarah-darah, memakan manusia dengan rakus dan penampilannya yang membuatku ingin muntah. Tidak banyak film serupa yang pernah kutonton, Price Prejudice and Zombies, Warm Bodies dan satu film lagi yang dibintangi oleh Tom Cruise yang

Dikejar Monyet

Aku akan berkisah tentang pengalaman yang sangat luar biasa Yang kualami sendiri Hari ini, aku ada rapat di sekre BEM Universitas Riau. Persiapan acara nasional di bulan Maret nanti Dan kebetulan aku adalah CO Acara Seperti biasa, aku berjalan kaki dari kos Melewati jalanan kampus yang sepi Seharusnya aku sudah memposting sebuah tulisan yang kubuat hari Kamis lalu, tapi aku lupa Tentang monyet Namun tenang saja, ketika aku menulis kisah ini postingan itu sudah bisa kau baca Mungkin ini adalah teguran dari Allah Aku begitu sombong Kau boleh membacanya di sini Hari ini aku diberi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa Entahlah bagaimana caranya menceritakan Tapi kau harus baca jika ingin tau Kembali lagi ke cerita hari ini Jika kau sudah membaca postinganku sebelumnya kau pasti sudah tau bahwa ada sebuah jalan yang harus dilewati jika ingin ke sekre, dan orang-orang yang lewat di jalanan tersebut sering melihat monyet, bahkan dikejar. Nah, sebagaimana yang kutul

Puisi Pendek Kala Hujan (6)

Sebagai gadis yang jatuh cinta kepada rintik Jelas tak ada alasan bagiku untuk berteduh di kala hujan Namun jika itu adalah dalam pelukmu Aku rela terus disana Meski harus tenggelam bersama luka Bersama hujan pagi dan dingin di kamar kos yang sepi Anne